ALL LOGO

ALL LOGO

Senin, 12 Maret 2012

Upaya Perbaikan Moral Bangsa


Upaya Perbaikan Moral Bangsa

upaya sekolah merupakan lapangan sosial bagi anak-anak, dimana pertumbuhan mantal, moral dan sosial serta segala aspek kepribadian berjalan dengan baik. Untuk menumbuhkan sikap moral yang demikian itu, pendidikan agama diabaikan di sekolah, maka didikan agama yang diterima dirumah tidak akan berkembang, bahkan mungkin terhalang. Selanjutnya masyarakat juga harus mengambil peranan dalam pembinaan moral. Masyarakat yanglebih rusak moralnya perelu segera diperbaiki dan dimulai dari diri sendiri, k ... moral yang dimilikinya adalah masyarakat dengan hukum dan peraturanya. Namun biasanya pengawasan masyarakat itu tidak sekuat pengawasan dari dalam diri sendiri. Karen pengawasan masyarakat itu datang dari luar, jika orang luar tidak tahu, atau tidak ada orang yang disangka akan mengetahuinya, maka dengan senang hati orang itu akan berani melanggar peraturan-peraturan dan hukum-hukum sosial itu. Dan apabila dalam masyarakat itu banyak ornag yang melakukuan pelanggaran moral, dengan sendirinya or ... bangsa. Hal yang demikian semaikin diperparah lagi oleh adanya ulah sebagian elit penguasa yang semata-mata mengejar kedudukan, peluang, kekayaan dan sebagainya dengan cara-cara tidak mendidik, seperti korupsi, kolusi dan nepotisme yang hingga kini belum adanya tanda-tanda untuk hilang. Mereka asik memperebutkan kekuasaan, mareri dan sebagainya dengan cara-cara tidak terpuji itu, dengan tidak memperhitungkan dampaknya bagi kerusakan moral bangsa. Bangsa jadi ikut-ikutan, tidak mau mendengarkan ... anak masih kecil, sesuai dengan kemampuan dan umurnya. Karena setiap anak lahir, belum mengertyi man auang benar dan mana yang salah, dan belum tahu batas-batas dan ketentuan moral yang tidak berlaku dalam lingkungannya. Tanpa dibiasakan menanamkan sikap yang dianggap baik untuk manumbuhkan moral, anak-anak akan dibesarkan tanpa mengenal moral itu. Pembinaan moral pada anak dirumah tangga bukan dengan cara menyuruh anak menghapalkan rumusan tentang baik dan buruk, melainkan harus dibiasakan.

Dapat dikatakan bahwa dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila ini kehidupan yang beradab, mempunyai kualitas moral tinggi, dan sejahtera akan terwujud. Dalam konteks mendidik moral anak, perlu bimbingan dari orang tua serta guru di sekolah yang mempunyai tanggunjawab sangat dominan. Pendidikan itu seharusnya mengarah pada nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sila ke-2 Pancasila, antara lain : 
a.  Pengakuan terhadap adanya martabat manusia dengan segala hak-hak asasinya.
b.  Perlakuan yang adil terhadap sesame manusia dengan memperlakukan dan memberikan sesuatu yang telah menjadi haknya.
c.  Manusia beradab dnegan sumber daya cipta rasa karsa dan keyakinan sebagai landasan
bertindak sesuai nilai-nilai hidup manusiawi.
d.  Nilai kemanusiaan diliputi dan dijiwai sila  ketuhanan serta meliputi dan menjiwai sila
persatuan, kerakyatan dan keadilan. Berlandaskan pada nilai-nilai yang terkandung dalam sila di atas, permasalahan-permasalahan mengenai kemanusiaan, adab, dan moral bangsa ini bisa diselesaikan. Untuk memperbaiki moral bangsa, perlu ditekankan lagi pendidikan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan sekolah.
Oleh karena itu sekolah merupakan salah satu subjek terpenting dalam memperbaiki moral bangsa ini. Sekolah didirikan dengan tujuan membina dan mendidik anak secara lebih intensif dan benar, serta sedapat mungkin menghindarkan anak dari pengaruh buruk yang didapatkan di lingkungan rumahnya. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan dan pembinaan yang menyediakan berbagai sarana yang dibutuhkan anak. Masyarakat dan pemmerintah harus memberikan dukungan besar terhadap lembaga itu agar ia dapat memberikan pengabdian kepada masyarakat
(Muhammad Baqir Hujjati, 2003, h. 44).

Pembinaan
Muhammad Baqir Hujjati (2003, h.46) menyebutkan bahwa pembinaan terhadap anak dibagi menjadi tiga aspek; pembinaan jasmani, pembinaan akal, dan pembinaan ruhani. Masing masing pembinaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 
1.  Pembinaan Jasmani
Umumnya, para pakar pendidikan mengatakan bahwa pembinaan jasmani anak adalah melatih tubuh si anak agar dapat melakukan berbagi aktivitas dan mampu bertahan dalam  menghadapai berbagai serangan penyakit. Dengan demikian, pembinaan jasmani adalah  menyediakan berbagai sarana material seperti makanan, pakaian, dan berbagai  perlengkapan yang dapat melindungi kesehatan anak serta membantu pertumbuhan dan  perkembangannya. Alhasil, pada pembinaan jasmani perlu dilakukan pengamatan khusus
terhadap kesehatan jasmani anak.Tetapi, harus kami katakana bhwa manakala kita berbicra mengenai pembinaan jasmani  dan tubuh menurut Islam, ia tidak hanya tertumpu pada otot, tulang, indra, dan sebagainya. Namun, selain apa yant telah disebutkan, juga harus dilakukan  pengamatan terhadap  seluruh potensi hidup yang berasal dari jasmani dan berpengaruh terhadap ruhaninya. 
2.  Pembinaan Akal 
Dalam ajaran Islam terdapat berbagai cara khusus dalam membina dan mengembangkan  akal. Allah Swt berfirman : 
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesunguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai
pertanggungan jawabnya. (Al-Isra : 36)
Ayat ini melarang manusia mengikuti berbagai perkara yang belum diteliti secara saksama dan belum diyakini secara pasti, agar manusia tidak tersesat dalam menimba ilmu pengetahuan. Ayat ini juga menjelaskan tentang sarana untuk mendapatkan pengetahuan  dan keyakinan : Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati.
Islam menjelaskan bahwa  indra merupakan sarana mendapatkan pengetahuan dan  melarang manusia bersandar pada dugaan dan prasangka. Melalui pendengaran, manusia  menerima informasi dan pengetahuan dari orang lain, dan dengan penglihatan, ia  mengetahui berbagia spesies yang ada di alam ini. Dan dengan akal dan hatinya, manusia  mampu membedakan kebenaran dan kebatilan, yang bermanfaat dan merugikan. 
3.  Pembinaan ruh
Pembinaan islami menginginkan agar ruh dapat bebas dari berbagai ikatan dan belenggu  nafsu, sehingga mampu menyaksikan dengan jelas keberadaan Allah Swt. Islam amat  mementingkan pembinaan ruh, karena ia merupakan pusat kepribadian manusia. Tidak  diragukan lagi bahwa kekuatan yang tidak dikenal ini merupakan kekuatan terbesar yang   ada pada hakikat dan substansi manusia. Sebab, kekuatan jasmani manusi terbatas pad sisi materi dan indrawi saja.  Sedangkan kekuatan akal juga terbatas pada perkara-perkara  yang bersifat rasional, ruang dan waktu, dan akan berakhir pada kemusnahan. Akan tetapi,  kekuatan ruh tidak terbatas ruang dan waktu, tidak berawal dan tidak berakhir, serta tidak akan musnah.

Berdasarkan keterangan di atas, anak dapat dididik pada tiga aspek tersebut agar menjadi generasi muda yang beradab dan menjadi motor perubahan bangsa Indonesia berdasarkan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila. 
  Saran 
1.  Lembaga pendidikan seharusnya menjadi titik kebankitan kekuatan generasi muda dari sejak dini
2.  Pendidikan pancasila harus diimplementasikan pada kehidupan nyata oleh guru atau orang tua yang kemudian akan menjadi contoh bagi anak-anak
3.  Pemerintah perlu memperbaiki kinerjanya dan moralnya dengan menyesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila.