ALL LOGO

ALL LOGO

Rabu, 04 Januari 2012

PMR

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Selesai jam efektif sekolah pada umumnya siswa SMA banyak memiliki waktu luang. Dan biasanya mereka mengunakan waktu luang tersebut untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Karena itu, Ekstrakurikuler adalah alternatif Sekolah untuk membantu siswa dalam memanfaatkan waktu luang.ekstrakurikuler sudah ada sejak tahun 1980. kegiatan ini kegiatan ini bertujuan membentuk pribadi siswa, mengasah kemampuan siswa, dan juga menambah prestasi sebuah lembaga pendidikan di bidang non akademik. Ada banyak jenis ekstrakurikuler yang terdapat dalam lembaga pendidikan. Diantaranya ekstrakurikuler dalam bidang kerohanian, organisasi, olahraga, kemanusiaan, sampai bidang pengetahuan alam.
SMA N I Slogohimo merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas yang memiliki prestasi tidak hanya pada bidang akademik tetapi juga diluar akademik atau bidang ekstrakurikuler di lingkup Wonogiri. Salah satunya dalam bidang kemanusiaan, yaitu pada ekstra PMR (Palang Merah Remaja). SMA N I Slogohimo bekerjasama dengan PMI cabang Wonogiri untuk selalu mengembangkan bakat dan jiwa kepedulian siswa terhadap orang di sekitar dan lingkungannya. Dari hasil kerjasama tersebut, SMA N I Slogohimo sering mengikuti dan mengadakan acara-acara yang berkaitan dengan Tri Bakti PMR, yaitu berbakti pada masyarakat, Meningkatkan keterampilan hidup sehat, dan mempererat hubungn persahabatan Nasional dan Internasional antara lain dengan cara mengikuti Jumbara (jumpa, bakti, gembira) yang diadakan oleh PMI cabang wonogiri setiap 2 tahun sekali dan donor darah rutin di SMA Negeri I Slogohimo setiap 3 bulan sekali. Namun demikian pada setiap tahunnya anggota PMR SMA Negeri I Slogohimo semakin kekurangan personilnya. Banyak anggota yang mengundurkan diri dan keluar organisasi tanpa keterangan.
Berdasarkan alas an diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “MOTIVASI SISWA SMA NEGERI I SLOGOHIMO DALAM MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PMR (PALANG MERAH REMAJA)”.

B. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dalam pembahasannya maka penulis membatasi masalah pada kegiatan ekstra PMR (Palang Merah Remaja) di SMA Negeri I Slogohimotahun 2011.

C. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas oleh penulis mengenai kegiatan ekstra PMR di SMA Negeri I Slogohimo adalah sebagai berikut :

1. Apakah motivasi dan tujuan siswa SMA Negeri I Slogohimo dalam mengikuti ekstra PMR ?
2. Apakah kendala yang dihadapi dalam merekrut anggota PMR dan membuat anggota tetap aktif dalam organisasi PMR di SMA Negeri I Slogohimo ?
3. Bagaimanakah cara memotifator anggota organisasi PMR untuk tetap aktif berorganisasi di SMA Negeri I Slogohimo ?







D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam pembuatan karya tulis ini antara lain :

1. Tujuan Umum Penelitian :

a. Sebagian persyaratan mengikuti Ujian Nasional di SMA Negeri I Slogohimo.
b. Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi penelitian serupa.


2. Tujuan Khusus Penelitian :

a. Untuk mengetahui motivasi dan tujuan siswa SMA Negeri I Slogohimo dalam mengikuti ekstra PMR.
b. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam merekrut anggota PMR dan membuat anggota tetap aktif dalam organisasi PMR di SMA Negeri I Slogohimo
c. Untuk mengetahui cara memotivator anggota organisasi PMR untuk tetap aktif berorganisasi di SMA Negeri I Slogohimo.


E. Mnfaat Penelitian

a. Dengan diketahui motivasi dan tujuan siswa SMA Negeri I Slogohimo dalam mengikuti ekstra PMR maka lebih meningkatkan kegiatannya.
b. Dengan diketahuinya kendala yanf dihadapi dala merekrut anggota PMR dan membuat anggota tetap aktif dalam organisasi PMR di SMA Negeri I Slogohimo maka bias memajuka kualitas PMR di SMA Negeri I Slogohimo.
c. Dengan diketahuinya cara memotivator anggota organisasi PMR untuk tetap aktif berorganisasi di SMA Negeri I Slogohimo maka bias memotivasi mereka dalam berorganisasi di PMR SMA Negeri I Slogohimo.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian PMR (Palang Merah Remaja)

a. Sejarah Palang Merah

Pada tanggal 24 Juni 1859 terjadi pertempuran antar prajurit Perancis dan Austria yang melibatkan 320.000 prajurit dan mengakibatkan sekitar 36.000 orang tewas. Pertempuran ini terjadi di kawasan Solferino, yaitu di dataran rendah Utara Italia.
Pada saat itu kemampuan angkatan bersenjata untuk merawat serdadu yang terluka belum seberapa. Hingga suatu hari Hendry Dunnant, seorang pengusaha berkebangsaan Swiss terketuk hatinya saat melihat banyak korban perang yang tidak mendapat perawatan. Lalu dia mengumpulkan perempuan dari desa setempat dan membagi mereka dalam sejumlah tim untuk membawa makanan dan air untuk para tentara yang terluka, memandikan prajurit yang tubuhnya berdarah, membalut luka dengan kain linen, dan menuliskan surat-surat terakhir bagi para keluarga para prajurit yang sudah sekarat.
Setelah perang selesai, Dunant kembali ke Swiss. Dunant alu menulis sebuah buku yang berjudul “A Memory Of Solferino” (Kenangan Dari Solferino). Buku yang berisi tentang kejamnya perang dan pengalaman merawat korban perang yang terluka itu lalu dikirimkan kepada teman-temannya.
Pada tanggal 17 Februari 1863, Henry Dunant bersama empat temannya yaitu Gustave Moynier, Generul G.H. Dufour, Dr. Louis Appia, dan Dr. TH. Maunoir membentuk “Komite Internasional untuk Pertolongan Bagi Tentara yang Terluka”, yang kemudian berganti nama menjadi “Komite Internasional Palang Merah” atau ICRC (International Committe of the Red Cross).


b. Lambang Palang Merah

1. Lambang Palang Merah

Pada tahun1864, Konvensi Jenewa, yaitu sebuah Konvensi Internasional yang pertama. Dalam konvensi ini resmi mengakui Palang Merah diatas dasar putih sebagai tanda pengenal pelayanan medis angkatan bersenjata. Pada Konvensi Jenewa tahun 1906, waktu peninjauan kembali terhadap konvensi Jenewa tahun 1864, barulah ditetapkan lambang Palang Merah tersebut sebagai penghormatan terhadap Negara Swiss.




2. Lambang Bulan Sabit Merah

Pada tahun 1876 saat Balkan dilanda perang, sejumlah pekerja kemanusiaan yang tertangkap oleh kerajaan Ottoman (Turki) dibunuh semata-mata karena mereka memakai ban lengan dengan gambar Palang Merah. Setelah diminta penjelasan, meraka menekankan kepekaan tentara muslim terhadap bentuk palang atau salib. Lalu lambang Bulan Sabit Merah mulai diterima dan memperoleh semacam pengesahan dalam bentuk reservasi dan secara resmi diadopsi dalam konvensi tahun 1929.


3. Lambang Singa dan Matahari Merah

Gambar singa dan Matahari merah diatas dasar putih yang dipilih oleh Persia (Iran). Lambang ini secara resmi diadopsi dalam konvensi tahun 1929 bersamaan dengan Bulan Sabit Merah. Tahun 1980, Republik Iran memutuskan untuk tidak lagi menggunakan Lambang tersebut dan memilih memakai lambang Bulan Sabit Merah.









4. Lambang Kristal Merah

Tahun 2006 lambang Kristal Merah diatas putih juga diadopsi menjadi lambang alternative apabila di suatu Negara terjadi konflik bersenjata atau perang, maka Negara yang badan kepalang merahannya menggunakan lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah dapat sementara menggunakan lambang Kristal Merah di atas dasar putih secara bersama-sama.



c. Palang Merah Indonesia

1. Sejarah PMI (Palang Merah Indonesia)

Palang Merah Indonesia lahir pada 17 September 1945, satu bulan setelah Indonesia merdeka.
Sebelum Indonesia memiliki Badan Palang Merah, kegiatan-kegiatan kepalangmerahan masih dilakukan oleh NERKAI (Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie), yaitu Palang Merah Belanda Cabang Hindie. NERKAI telah berdiri sejak tanggal 21 Oktober 1873. Pada tahun 1932, Dr. RCI Senduk dan Dr. Bohder DJOHAN telah mengusulkan kepada Pemerintah Belanda agar Indonesia memiliki Badan Palang Merah sendiri. Mereka adalah dokter yang saat itu banyak mengabdikan dirinya untuk kegiatan kemanusiaan. Namun usulan mereka ditolak oleh pemerintah Belanda karena dianggap bahwa rakyat Indonesia belum mampu mengatur Badan Palang Merah sendiri.
Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 3 September 1945 Presiden Soekarno memerintahkan kepada Mentri Kesehatan, Dr. Buntaran Martoatmodjo untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional. Atas permintaan Ir. Soekarno, maka terbentuklah Panitia Lima yang bertugas menyusun rencana pembentukan Palang Merah Nasional yaitu Palang Merah Indonesia. Panitia ini terbentuk pada tanggal 5 September 1945 dengan KetuaUumum Drs. Mochammad Hatta, dan anggotanya adalah Dr. R. Mochtar, Dr. Bohder Johan, Dr. Djoehana, Dr. Marauki, dan Dr. Sitanala.
Pada awal terbentuk, Palang Merah Indonesia hanya memiliki 40 cabang di seluruh Indonesia. Dan relawannya pun baru terhitung puluhan orang, yang menjadi relawan pertama Palang Merah Indonesia adalah para pelajar sekolah menengah yang sekarang ini Palang Merah Remaja. Tapi saat ini Palang Merah Indonesia sudah lebih dari 2000 cabang di seluruh Provinsi Indonesia. Relawannyapun sudah lebih dari ratusan ribu orang, belum termasuk anggota Palang Merah Remaja yang terdapat di berbagai Sekolah di Indonesia.

d. Pengertian Palang Merah Remaja

Palang Merah Remaja merupakan Organisasi pemuda binaan Palang Merah Indonesia yang tersebar di Sekolah dan bertujuan memberikan pengetahuan dasar kepada siswa mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan umum dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
Anggota Palang Merah Remaja merupakan kekuatan Palang Merah Indonesia dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan di bidang kesehatan, siaga bencana, mempromosikan Prinsip-prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan mengambangkan kapasitas organisasi Palang Merah Indonesia.

1. Tingkatan PMR ( Palang Merah Remaja)

Di Indonesia terdapat tiga (tiga) tingkatan Palang Merah Remaja. Tingkatan ini dibedakan berdasarkan jenjang pendidikan dan usia anggota Palang Merah Remaja. Adapun 3 (Tiga) tingkatan tersebut adalah :

1) PMR Mula

PMR Mula adalah Palang Merah Remaja untuk tingkatan Setara Pelajar Sekolah Dasar (SD) yang usianya 10-12 tahun. Memiliki warna identitas hijau.

2) PMR Madya

PMR Madya adalah Palang Merah Remaja untuk Tingkatan Setara Pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang usianya 12-15 tahun. Memiliki warna identitas biru.

3) PMR Wira

PMR Wira adalah Palang Merah Remaja untuk Tingkatan Setara Pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang usianya 15-17 tahun. Memiliki warna identitas orange.

2. Kegiatan PMR (Palang Merah Remaja)

Kegiatan Palang Merah Remaja didasarkan pada Tri Bakti PMR dan tujuh prinsip PMR. Kegiatan-kegiatan tersebut sangat membantu para anggota untuk lebih mengenal dan mempelajari Palang Merah Remaja lebih dalam.
Kegiatan Palang Merah Remaja yang berdasarkan pada Tri Bakti PMR antara lain adalah : kepemimpinan, Gerakan Kepalangmerahan, Pertolongan Pertama, Perawatan Keluarga, Siaga Bencana, Kesehatan Remaja, DORAS (Donor Darah Siswa).
Jumbara juga kegiatan Palang Merah Remaja yang sering dilaksanakan. Kegiatan ini biasanya diselanggarakan oleh PMI Pusat. Kegiatan Jumbara dilaksanakan 2 tahun sekali. Dan diikuti oleh semua anggota PMR Madya dan PMR Wira yang terdapat di lingkup PMI cabang. Biasannya jumbara dilakukan dalam tingkat Kabupaten, tingkat Daerah, dan tingkat Nasional, yaitu dilaksanakan sesuai dengan kemampuan PMI Daerah yang bersangkutan.
Tujuan diadakan kegiatan-kegiatan tersebut adalah untuk mempererat tali persaudaraan antar anggota PMR, menguji ketangkasan dan kemampuan anggota terhadap materi kepalangmerahan, menumbuhkan rasa bertanggungjawab dalam setiap diri PMR, dan mendidik anggota PMR sebagai generasi penerus PMI.

3. Prinsip Gerakan Palang Merah Rmaja

Pada tahun 1921, Komita Internasional Palang Merah atau ICRC mencoba menyusun prinsip dasar yang dirasa perlu sebagai dasar dalam setiap tindakan gerakan. Walaupun prinsip-prinsip ini tidak sempat dibawa dalam Forum Internasional, namun telah menjiwai prinsip dasar yang sekarang ini. Teks inilah yang menjadi prinsip-prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional yang diproklamasikan dalam Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional di Wina-Australia tahun 1965. Tujuh prinsip ini adalah :



1. Kemanusiaan

Palang Merah Remaja diharapkan dapat memberikan pertolongan tanpa membedakan korban yang terluka dalam menumbuhkan saling pengertian, memastikan penghormatan terhadap individu, melindungi kehidupan dan kesehatan, mempromosikan perdamaian abadi diantara semua Bangsa.

2. Kesamaan

Palang Merah Remaja harus memberikan pertolongan kepada orang yang paling membutuhkan ; tidak melakukan deskriminasi berkenaan dengan kebangsaan dengan kebangsaan, ras, kepercayaan-agama, golongan atau pandangan politik, dan memberikan prioritas kepada mereka yang paling membutuhkan.

3. Kenetralan

Palang Merah Remaja diharapkan mendapat kepercayaan dari semua pihak, anggota Palang Merah tidak boleh melibatkan diri dalam pertentangan, dapat mempertahankan kepercayaan, dan memiliki sifattidak berpihak.

4. Kemandirian

Disamping membantu pemerintah menolong sesama manusia, tetapi Palang Merah tidak boleh melanggar peraturan Negaranya. Harus senantiasa mempertahankan otonomi sehingga dalam keadaan apapun dapat bertindak sesuai prinsip-prinsip gerakan, dan menolak segala jenis campur tangan yang bersifat politis dan ideolgi.
5. Kesukarelaan

Dalam menolong sesama, Palang Merah harus memiliki komitmen pribadi dan memiliki kesetiaan terhadap tujuan kemanusiaan. Dalam memberi bantuan Palang Merah tidak boleh mengharapkan keuntungan dalam bentuk apapun, dan dapat menerima misi walaupun berbahaya dan rela melakukannya.

6. Kesatuan

Prinsip kesatuan secara khusus berhubungan dengan struktur institusi dari Perhimpunan Nasional. Agar diakui oleh ICRC, maka suatu Negara hanya boleh memiliki satu Perhimpunan Nasional untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Perhimpunan tersebut harus mampu melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh Wilayah Negaranya.

7. Kesemestaan

Palang Merah mempunyai hak dan tanggungjawab yang sama dalam menolong sesama manusia. Palang Merah memiliki satu suara, kesamaan status dan hak dalam Gerakan, memiliki tanggungjawab dan kewajiban yang sama, dan kesemestaan penderitaan memerlukan respon yang semesta pula.







B. Pengertian Motivasi dan Minat

a. Motivasi Mengikuti Ekstrakurikuler PMR

Menurut Walgito (2002), motif berasal dari bahasa latin movera yang berarti bergerak atau tomove yang berarti kekuatan dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat (driving force). Menurut Terry, motivasi adalah keinginan didalam diri individu yang mendorong individu untuk bertindak. Latihan atau kegiatan lainnya yang menimbulkan suatu perubahan secara kognitif, efektif dan psikomotorik pada individu yang bersangkutan (dalam moekjizat, 1984)
Menurut Chung dan Meggison, motivasi merupakan perilaku yang ditujukan kepada sasaran, motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan. Sementara itu, motivasi didefinisikan oleh MC. Donald (dalam Hamalik, 1992) sebagai suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai tujuan
Berdasarkan pengertian diatas, motivasi berarti gerakan yang membentuk sebuah kekuatan. Jika dihubungkan dengan motivasi mengikuti ekstrakurikular Palang Merah Remaja, motivasi adalah dorongan dari dalam hati individu yang diwujudkan dengan tindakan dan usaha untuk mencapai tujuan Palang Merah Remaja, yaitu menuju perubahan sesuai tri bakti kepalangmerahan.

b. Minat Menjadi Anggota Palang Merah


Menurut Harol (1971), Minat diartikan sebagai kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat cirri-ciri dan arti sentral dari situasi yang dihubungkan dengan keinginan –keinginan atau kebutuhan sendiri (Harol, dalam Suswanto ddk, 1991). Sedangkan didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996), minat dijabarkan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa minat berhubungan dengan keinginan dan kebutuhan seseorang. Jika dikaitkan dengan munat menjadi anggota Palang Merah adalah karena adanya keinginan untuk membantu dan menolong orang lain dengan cara menjalankan Tri Bakti Palang Merah dan Tujuh Prinsip Palang Merah. Menolong disini mengandung arti memberikan dengan tulus dan ikhlas demi kesehatan orang lain.

BUAH MAHKOTA DEWA UNTUK PENYEMBUHAN KANKER PAYUDARA

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan adalah hal yang sangat berharga. Tubuh yang sehat akan dapat melakukan semua aktifitas yang kita inginkan. Tetapi akhir-akhir ini berbagai penyakit sering menyerang masyarakat, baik penyakit ringan maupun penyakit yang sangat serius misalnya kanker. Di era modern seperti sekarang, banyak cara medis untuk mengobati berbagai penyakit, tetapi belum tentu semua orang dapat menjangkau cara medis tersebut. Bagi masyarakat kalangan bawah untuk bias melakukan pengobatan medis tersebut sangat sulit karena factor ekonomi yang sangat kurang.

Untuk penyelesaian masalah di atas, pengobatan tidak hanya dengan pengobatan medis tetapi juga bias dengan pengobatan tradisional. Tetapi pada kenyataannya, pengobatan tradisional belum dikenal oleh masyarakat luas. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang khasiat atau manfaat obat-obatan tradisional, sehingga masih banyak masyarakat yang cenderung memilih pengobatan medis. Padahal banyak tanaman herbal yang diracik untuk obat-obatan tradisional yang khasiatnya tidak kalah dengan obat-obatan medis. Salah satu contohnya adalah tanaman Mahkota Dewa.

Tanaman Mahkota Dewa banyak dibudidayakan di Indonesia. Tetapi, mahkota dewa masih asing di lingkungan masyarakat dan masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui manfaat / khasiat mahkota dewa tersebut. Padahal, mahkota dewa merupakan tanaman yang khasiatnya ampuh untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Salah satu bagian mahkota dewa yang dapat dimanfaatkan yaitu buahnya. Tetapi kenyataannya di lingkungan masyarakat buah mahkota dewa diabaikan, buah yang matang (berwarna merah) dibiarkan jatuh dan membusuk. Hal itu disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat, juga hal itu sangat merugikan karena buah mahkota dewa dapat menyembuhkan kanker payudara. Berdasarkan hal tersebut penulis memilih judul “BUAH MAHKOTA DEWA (PLARELIA MACROCARPA) UNTUK PENYEMBUHAN KANKER PAYUDARA”.


B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini agar lebih terfokus dalam pembahasannya maka penulis mencoba membatasi masalah mengenai pemanfaatan buah mahkota dewa sebagai obat tradisional penyakit kanker payudara.


C. Perumusan Masalah

Dari pembahasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian kanker payudara ?
2. Apa saja penyebab timbulnya penyakit kanker payudara ?
3. Apa gejala awal seseorang menderita penyakit kanker payudara ?
4. Bagaimana proses pembuatan obat dari buah mahkota dewa untuk penyembuhan kanker payudara ?
5. Bagaimana cara pengobatannya ?




D. Tujuan Penelitian


1. Tujuan umum penelitian :

a. Dapat dijadikan bahan bagi penelitian serupa


2. Tujuan khusus penelitian :

a. Untuk mengetahui pengertian kanker payudara
b. Untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan timbulnya kanker payudara
c. Untuk mengetahui gejala-gejala awal seorang mengidap kanker payudara
d. Untuk mengetahui proses pembuatan obat dari buah mahkota dewa untuk penyembuhan kanker payudara
e. Untuk mengetahui cara pengobatannya



E. Manfaat Penelitian

1. Dapat mengetahui pengertian kanker payudara dan dapat dijadikan pengetahuan bagi masyarakat tentang kanker payudara
2. Dapat mengetahui hal-hal yang menyebabkan timbulnya kanker payudara dan dapat dijadikan pengetahuan bagi masyarakat masyarakat untuk mewaspadai hal-hal yang menyebabkan kanker payudara.
3. Dapat mengetahui gejala-gejala awal seseorang yang mengidap kanker payudara dan dapat dijadikan pengetahuan bagi masyarakat tentang gejala kanker payudara
4. Dapat mengetahui cara pembuatan obat dari dari buah mahkota dewa dan dapat dijadikan wawasan bagi masyarakat untuk pembuatan obat kanker payudara
5. Dapat mengetahui cara pengobatan kanker payudara dan dapat dijadikan wawasan bagi masyarakat untuk pengobatan kanker payudara.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A. Mengenal Tanaman Mahkota Dewa

1. Morfologi Tanaman Mahkota Dewa

Tanaman mahkota dewa (Phaleria Macrocarpa) masuk dalam famili Thymelaece. Tanaman ini bias ditemukan dan ditanam di pekarangan rumah, di kebun dan di jalan sebagai tanaman peneduh. Tanaman mahkota dewa ternyata bukan sekedar pohon penghijauan yang sekaligus berfungsi untuk peneduh. Hampir semua bagian dari tanaman ini mengandung khasiat yang besar pengaruhnya bagi dunia pengobatan alternatif. Bagian-bagian tanaman ini bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Berikut ini bagian-bagian dari tanaman mahkota dewa :

a. Batang

Batangnya terdiri dari kulit dan kayu. Kulit batang berwarna cokelat kehijauan, sementara kayunya berwarna putih. Batang mahkota dewa bergetah. Diameternya dapat mencapai 15cm dan percabangan batang cukup banyak.


b. Daun

Daun mahkota dewa merupakan daun tunggal. Bentuknya lonjong, langsing, memanjang, dan berujung lancip. Hampir menyerupai bentuk daun jambu air, tetapi lebih langsing. Teksturnya pun lebih liat dan warnanya hijau. Daun tua berwarna lebih gelap daripada daun muda. Permukaannya licin dan tidak berbulu. Permukaan bagian atas berwarna lebih tua daripada permukaan bagian bawah. Panjang daun bisa mencapai 7-10cm dengan lebar 3-5cm.


c. Bunga

Bunga mahkota dewa merupakan bunga majemuk yang tersusun dalam kelompok 2-4 bunga. Pertumbuhan bunga menyebar di batang atau ketiak daun. Warnanya putih, bentuknya seperti terompet kecil, dan baunya harum. Ukurannya kira-kira sebesar bunga pohon cengkeh. Bunga ini keluar sepanjang tahun atau tak kenal musim, tetapi paling sering tumbuh pada musim hujan.



d. Buah

Buah mahkota dewa merupakan cirri khas tanaman mahkota dewa. Bentuknya bulat, permukaan licin dan beralur. Pada malam hari, jika terkena sinar lampu tampak seperti berkilau. Buahnya mampu tumbuh dengan lebar. Buah mahkota dewa terdiri dari kulit, daging, cangkang dan biji. Buah mahkota dewa saat muda berwarna hijau, sedangkan saat tua, warnanya menjadi merah marun. Ketebalan kulit sekitar 0,5-1mm. Daging buah berwarna putih. Ketebalan daging bervariasi, tergantung pada ukuran buah.



e. Cangkang

Cangkang buah adalah batok pada buah. Jadi, cangkang merupakan bagian buah yang paling dekat dengan biji. Cangkang buah berwarna putih dan ketebalannya bisa mencapai 2mm. Rasa cangkang buah sepat-sepat pahit, tetapi setelah matang rasanya sepat-sepat manis.


f. Biji


Biji mahkota dewa merupakan bagian yang paling beracun, biji buah berbentuk bulat, dan berwarna putih. Diameternya mencapai 2cm. (Turyanto : 2009)

2. Habitat Tanaman Mahkota Dewa


Mahkota dewa telah dikenal puluhan tahun yang lalu di Negara China. Di China mahkota dewa disebut dengan nama Shuan Tao. Selain di China, di Indonesia pada awalnya mahkota dewa tumbuh di Papua. Tetapi di masyarakat lokal mahkota dewa tidak di anggap sebagai tanaman berkhasiat, sehingga mahkota dewa banyak dibiarkan dan berkembang sebagai tanaman liar.

Mahkota dewa dinamai berdasarkan tempat asalnya, yaitu Phaleria Papuana. Namun, ada pula yang memberikan nama berdasarkan ukuran buahnya yang besar (makro), yaitu Phaleria Macrocarpa. Sebutan atau nama lain untuk mahkota dewa cukup banyak. Ada yang menyebut dengan nama Pustaka Dewa, Derajat, Mahkota Ratu, Mahkota Raja, Trimahkota, dan masih banyak lagi. Di Jawa Tengah, orang orang menyebutnya dengan nama Makuto Mewo, Makuto Rojo DAN Makuto Ratu. Ada pula orang banten yang menyebut mahkota dewa dengan sebutan Raja Obat.
(Turyanto : 2009)


B. Klasifikasi Tanaman Mahkota Dewa

Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa)

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Thymelaeaceae
Genus : Phalero
Spesies : Phaleria Macrocarpa


C. Kandungan Kimia

Tanaman mahkota dewa mengandung zat kimia yaitu zat antihistamin yang mampu mencegah alergi. Disamping itu, tanaman mahkota dewa bersifat axytosin dan sintosinon yang merangsang kerja otot rahim untuk mempermudah proses melahirkan selama persalinan. Kandungan kimia pada daun mahkota dewa adalah antihistamin, alkaloid, saponin, dan polifend. Pada kulit buah ada alkaloid, saponin, dan flafanoid. Di dalam tanaman mahkota dewa terdapat kandungan aktif pada buahnya, kandungan tersebut seperti :

1. Alkaloid, yang berfungsi sebagai detoksifikasi yang dapat menetralisir racun-racun di dalam tubuh
2. Saponin, yang berfungsi untuk :

a. Sumber anti bakteri dan anti virus
b. Meningkatkan vitalitas
c. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
d. Mengurangi kadar gula dalam darah, dan
e. Mengurangi penggumpalan darah


3. Flavonoid, yang berfungsi untuk :

a. Melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh
b. Mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah
c. Mengurangi kadar alcohol
d. Mengurangi penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah
e. Mengurangi kadar resiko penyakit jantung koroner
f. Mengandung antiflamasi (anti radang)
g. Mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau pembengkakan.


4. Poliferol, yang berfungsi sebagai pencegah alergi
(Regina Sumastuti : 2009)

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Sasaran Penelitian

Sasaran dalam penelitian ini adalah tanaman mahkota dewa, khususnya pada buah mahkota dewa yang digunakan untuk penyembuhan kanker payudara


2. Lokasi Penelitian

Lokasi ditetapkan di desa Bendo Rt 02/03, Sambirejo, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri.


3. Metode Pengumpulan Data

a. Metode Pustaka

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pustakayaitu dengan mengkaji berbagai artikel yang relevan dengan objek penelitian melalui internet.





b. Metode Observasi

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data melalui pengamatan pada tumbuhan mahkota dewa khususnya pada buah mahkota dewa.


c. Metode Eksperimen

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan percobaan dalam proses peracikan obat dari mahkota dewa untuk penyembuhan kanker payudara.


BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Penjelasan Tentang Kanker Payudara

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali. Kanker payudara merupakan kanker yang tumbuh pada jaringan payudara, pada umumnya kanker payudara diderita kaum wanita, tetapi kaum pria juga dapat terserang kanker payudara walau kemungkinannya kecil. Selain itu, kanker payudara (Carcinoma Mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma ganas yang berasal dari Parenchyma.

Penyakit kanker payudara dapat diketahui dengan cara pengambilan sample jaringan sel payudara yang mengalami pembenjolan (tindakan biopsy). Dengan cara itu, akan diketahui jenis pertumbuhan sel yang dialami. Melalui pemeriksaan yang disebut dengan mammograms, maka type kanker payudara dapat dikategorikan dalam dua bagian yaitu :

1. Kanker payudara non invasive, merupakan kanker yang terjadi pada kantung (tube) susu {penghubung antara alveolus (kelenjar yang memproduksi susu) dan putting payudara}. Dalam bahasa kedokteran disebut “ductal carcinoma in situ”, yang mana kanker belum menyebar ke bagian luas jaringan kantung susu.
2. Kanker payudara invasive, merupakan kanker yang telah menyebar keluar bagian kantung susu dan menyerang bagian menyerang jaringan sekitarnya. Bahkan dapat menyebabkan penyebaran ( metastase ) ke bagian tubuh lainnya seperti kelenjar limpa dan lainnya melalui peredaran darah.
B. Penyebab Kanker Payudara

Kanker payudara yang terjadi pada sebagian perempuan bukan hanya karena gaya hidup yang tidak sehat. Namun, sejumlah faktor beresiko mungkin menjadi penyebabnya. Berikut faktor yang menyebabkan timbulnya kanker payudara :

1. Persalinan Usia Muda

Kehamilan usia muda memang cenderung memiliki resiko yang rendah terkena kanker payudara. Oleh karena itu, para peneliti menyarankan agar perempuan mengandung di bawah usia 30 tahun.


2. Daging Merah

Wanita yang mengkonsumsi daging dua kali lebih banyak akan cepat terkena kanker payudara. Karena daging merah diklaim mengandung asam amino yang merangsang insulin tinggi yang terkait dengan kanker payudara.


3. Obesitas

Obesitas atau kegemukan meningkatkan resiko kanker payudara pada wanita pasca menopause sebesar 30%, karena kelebihan lemak tubuh dapat meningkatkan kadar hormone estrogen dan insulin. Hal itu menjadi penyebab umum terjadinya kanker payudara.





4. Oral Kontrasepsi

Sebuah penelitian menyebutkan, perempuan yang menggunakan pil KB memiliki resiko lebih besar terkena kanker payudara. Sementara itu, wanita yang berhenti menggunakan pil KB lebih dari 10 tahun tampak tidak memiliki peningkatan resiko.


5. Alkohol

Mengkonsumsi alcohol dapat meningkatkan resiko kanker payudara sebanyak 12%.


6. Radiasi

Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya resiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan, disimpulkan bahwa resiko kanker radiasi berhubungan secara liner dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.


7. Riwayat Keluarga dan Faktor Genetik

Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan melakukan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan resiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu.


C. Gejala Awal Kanker Payudara

Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara disekitarnya, tidak menimbulkan nyeri, dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur. Pada stadium awal, jika didorong dengan jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit. Pada stadium lanjut, biasanya benjolan melekat pada dinding dada atau kulit sekitar. Benjolan yang membengkak atau borok pada kulit payudara. Kadang kulit di atas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk. Borok itu semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah.

Gejala lain yang mungkin terjadi adalah benjolan pada ketiak, perubahan ukuran atau bentuk payudara, keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah), perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola (daerah berwarna coklat tua di sekitar puting susu), payudara tampak kemerahan, kulit di sekitar puting susu bersisik, puting susu tertarik ke dalam dan terasa gatal, nyeri payudara atau terdapat pembengkakan salah satu payudara.


D. Proses Pembuatan Obat dari Buah Mahkota Dewa

Buah mahkota dewa dapat digunakan untuk penyembuhan kanker payudara, berikut cara pembuatannya :

1. Bahaun

a. Daging buah mahkota dewa : 5gram
b. Umbi kunyit putih : 15gram
c. Sambiloto kering : 10gram
d. Daun dewa : 15gram


2. Cara Pembuatan

a. Buah mahkota dewa dipotong-potong
b. Semua bahan dicuci bersih lalu direbus dengan 5 gelas air
c. Angkat dan saring ramuan setelah tinggal 3 gelas.


E. Cara Pengobatan Kanker Payudara

1. Pengobatan dengan ramuan buah mahkota dewa.
Aturan pakai
Minum sedikit demi sedikit ramuan tersebut 1 gelas 3 kali sehari secara teratur.
2. Pengobatan dengan cara lain
a. Mastektomi

Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut dan Pressman, 1992) :
1) Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
2) Total (simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
3) Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut Lumpectomy, yaitu pengangkatan yang hanya dilakukan pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2cm dan terletak di pinggir payudara.


b. Radiasi

Penyinaran atau radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masig tersisa di payudara setelah operasi. (Denton, 1996)


c. Kemoterapi

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokinia dalam bentuk pil cair atau kapsul, atau melalui infuse yang bertujuan untuk membunuh sel kanker melalui mekanisme kemotaksie. Tidak hanya sel kanker payudara, tetapi juga diseluruh tubuh. (Delton, 1996)


d. Therapy hormon

Hal ini dikenal sebagai “Therapy Anti-estrogen” yang sistem kerjanya memblok kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan kanker pada payudara.


e. Pengobatan herceptin

Yaitu pengobatan biological yang dikenal efektif melalui HER2-positive pada wanita yang mengalami kanker payudara stadium II, III, dan IV dengan penyebaran sel kankernya.



BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali. Maka dari itu, kanker payudara adalah kanker yang tumbuh pada jaringan payudara.
2. Gejala awal kanker payudara adalah adanya benjolan di jaringan payudara, tidak menimbulkan nyeri, dan biasanya pinggirantidak teratur.
3. Cara pembuatau ramuan buah mahkota dewa untuk penyembuhan kanker payudara yaitu dengan cara merebus buah mahkota dewa dengan menyisakan ¾ bagian air rebusan dari air semula, kemudian dapat juga dicampur dengan umbi kunyit putih, sambiloro kering, dan daun dewa.
4. Cara pemakaian diminum 3 kali sehari masing-masing 1 gelas.


B. Saran


Dari uraian diatas, maka penulis memberi saran sebagai berikut :

1. Untuk mencegah kanker payudara

a. Membiasakan pola hidup yang sehat
b. Membiasakan mengkonsumsi obat-obat tradisional atau herbal yang salah satunya ramuan buah mahkota dewa.


2. Untuk para pembaca khususnya dan masyarakat pada umumnya

a. Hendaknya dapat memanfaatkan tanaman yang berkhasiat sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit
b. Hendaknya memilih obat yang lebih alami dan tidak tergantung pada obat-obatan yang banyak mengandung bahan kimia.


3. Sebaiknya pemerintah melakukan sosialisasi tentang buah mahkota dewa kepada masyarakat. Hal ini bertujuan untuk mengurangi obat kimia dan lebih memanfaatkan buah mahkota dewa untuk penyembuhan kanker payudara.
4. Sebaiknya masyarakat membudidayakan pohon mahkota dewa karena mahkota dewa merupakan tanaman yang memiliki banyak khasiat.


DAFTAR PUSTAKA

• http://www.indonesiaherbal.com/forumm/index.php?topic=43.0
• http://itscreamy.blogspot.com/2009/04/mahkota-dewa-phaleria-macrocarpa.html
• http://forum.tamanroyal.com/index.php
• http://laporan-pertanian.blogspot.com
• http://turyanto.wordpress.com/2008/11/26/mahkota-dewa-musuh-baru-aneka-penyakit/
• http://itcreamy.blogspot.com/2009/04/mahkota-dewa-phaleria-macrocarpa.html

CATATAN :

pemanfaatan jamur ling zhi sebagai obat alternatif HIV/AIDS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jamur ( fungi ) banyak kita temukan di sekitar kita. Jamur tumbuh subur terutama di musim hujan karena jamur menyukai tempat yang lembab. Jamur dapat ditemukan hamper di semua tempat yang ada materi organik. Dari sekian banyak jamur, yang kaya akan khasiat yaitu ling zhi.

Jamur ling zhi atau Ganoderma Lucidum yang tergolong dalam famili Ganodermataceae merupakan sejenis jamur yang hidup menempel pada batang – batang kayu pepohonan yang sudah lapuk. Masyarakat Indonesia pada umumnya tidak mengetahui khasiat yang terkandung dalam Jamur Ling Zhi, sedangkan sedangkan Jamur Ling Zhi ini sudah populer di kalangan Raja dan Bangsawan di negeri China sejak 2400 tahun yang lalu. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan manfaat jamur Ling Zhi mengakibatkan hilangnya nilai guna jamur Ling Zhi yang sesungguhnya kaya manfaat.

Dalam karya tulis ini, penulis memilih judul “Pemanfaatan Jamur Ling Zhi Sebagai Obat Alternatif Terapi HIV / AIDS”. Dengan harapan masyarakat Indonesia mengetahui manfaat jamur Ling Zhi. Sebab masyarakat pada umumnya belum mengetahui manfaat jamur Ling Zhi bagi kesehatan dan cara pembudidayaanya.






B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini agar lebih terfokus dalam pembahasannya penulis mencoba membatasi masala mengenai pemanfaatan Jamur Ling Zhi sebagai obat alternatif terapi HIV / AIDS.


C. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara pembudidayaan Jamur Ling Zhi ?
2. Apa kandunga yang terdapat dalam jamur Ling Zhi ?
3. Bagaimana pemanfaatan jamur Ling Zhi untuk pengobatan alternatif
HIV ?


D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum penelitian :

a. Dapat dijadikan bahan bagi penelitian serupa


2. Tujuan khusus penelitian :

a. Untuk mengetahui cara pembudidayaan jamur Ling Zhi
b. Untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam Jamur Ling Zhi
c. Untuk mengetahui manfaat jamur Ling Zhi dalam bidang kesehatan, terutama untuk pengobatan alternatif terapi HIV / AIDS
E. Manfaat Penelitian

1. Dengan diketahuinya cara pembudidayaan jamur Ling Zhi, masyarakat dapat masyarakat dapat membudidayakan jamur Ling Zhi dengan baik dan benar.
2. Dengan diketahuinya kandungan yang terdapat dalam jamur Ling Zhi, dapat dijadikan pengetahuan bagi masyarakat.
3. dengan diketahuinya manfaat jamur Ling Zhi untuk pengobatan alternatif HIV / AIDS, masyarkat dapat mengetahui cara pengobatan HIV/AIDS.





















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. MENGENAL JAMUR

Jamur ( fungi ) adalah nama dari sekelompok makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mancerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Jamur memiliki bermacam – macam bentuk. Masyarakat awam mengenal sebagian anggota jamur sebagai jamur, kapong, khamir, atau ragi. Meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Jamur memperbanyak diri secara seksual dan aseksual, seksual dengan cara : dua hita ( benang – benang halus ) dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot, lalu zigot tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora, bertunas atau fragmentasi hita.. Jamur memiliki kotak sport yang disebut sporangium. Di dalam sporangium terdapat sport. Contoh jamur yang membentuk sport adalah Rhitopus, sedangkan contoh jamur yang membentuk tunas adalah Bhceharomyces. Hita jamur dapat terputus dan setiap fragmen dapat tumbuh menjadi tubuh buah.


B. Asal Usul Jamur Ling Zhi

Jamur Ling Zhi ( Ganoderma sp ) atau jamur reishi di jepang, sebenarnya sudah dikenal sejak zaman kaisar Shi Huang Ti ( 259 – 210 SM ). Kaisar dari Dinasti Wei ini pernah mengerahkan 3000 prajurit dan perwira angkatan lautnya ke Jepang untuk mencari sari tanaman yang diberitakan ampuh sebagai elixir of immortality ( jamu awet muda yang membuat orang – orang tidak mati – mati )
( kompas 27 oktober 2009 )

Manfaat jamur Ling Zhi yang begitu besar, akhirnya seorang peneliti Jepang dari Universitas Kyoto bernama Yukio Naoi mulai membudidayakan jamur inipada tahun 1977. Beliau mengembangkan jamur Ling Zhi dengan menggunakan media tumbuh yang berasal dari limbah pertanian dan kayu – kayu yang telah lapuk.


C. Morfologi Jamur Ling Zhi

Secara morfologi jamur Ling Zhi adalah jamur berukuran besar yang tumbuh di batang pohon tua atau sisa pepohonan yang lapuk. Tudungnya berbentuk pipih menyerupai ginjal berdiameter hingga 30cm dengan ketebalan 2-5cm dan bertangkai pendek.



D. Klasifikasi Jamur Ling Zhi

Klasifikasi :

Kingdom : Fungi
Devisi : Agargeomycota
Kelas : Basidiomycota
Ordo : Polypolares
Famili : Ganodermataceae
Genus : Ganoderma
Spesies : Ganoderma Lucidum



E. Penyakit HIV

1. Pengenalan

“Sindrom Kurang Daya Tahan Penyakit” atau AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh sejenis virus yang dikenal dengan HIV ( Human Immunodeficiency Virus ) yang menyebabkan kegagalan system imun tubuh.

2. Penerangan

AIDS melumpuhkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit ( system imun tubuh ). Itu terjadi karena kuman HIV telah memusnahkan sel T CD4t yang bertanggung jawab melawan penyakit yang disebabkan kuman bacteria, virus dan lainnya. AIDS bukanlah satu penyakit yang tersendiri, dengan kegagalan system imun, penyakit AIDS lebih mudah menyebar ke seluruh tubuh.


3. Asas Saintifik

HIV menyerang dengan perlahan – lahan dan memusnahkan setengah dari sel darah putih di dalam badan ( sel T CD4t ). Dalam kondisi normal, sel – sel tersebut membantu tubuh melawan terjangkitnya kuman dan penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteria.

Apabila HIV telah menyerang tubuh seseorang, sel – sel tersebut tidak mampu lagi melaksanakan tanggung jawabnya karena telah dimusnahkan secara perlahan oleh HIV. Ini bermaksud bahwa HIV akan turut memusnahkan kinerja tubuh untuk melawan penyakit. Perkembangan penyakit ini melalui beberapa fase:



a. Fase 1
Bermula dar HIV menjangkiti seorang individu

b. Fase 2
Virus berkembangbiak, tetapi tidak mengeluarkan sembarang tanda – tanda atau gejala – gejala tertentu

c. Fase 3
Berkrmbang dengan mengeluarkan beberapa tanda dan gejala yang merusak mekanisme pertahanan tubuh.

d. Fase 4
Individu yang terjangkit mulai mengalami penyakit – penyakit seperti Pneumocystis Carinii Pneumonia.

e. Fase 5

Individu yang terjangkit tersebut disahkan telah AIDS. Dalam fase ini, mekanisme pertahanan mengalami kerusakan yang terus – menerus dan sudah tidak mampu lagi untuk melawan serangan bakteria, virus dan kuman – kuman lain.

4. Penyebab

Penyebab AIDS adalah HIV. HIV tidak dapat hidup di luar tubuh manusia dan hanya berpindah apabila lendir badan dari individu yang telah dijangkiti masuk ke dalam tubuh individu yang belum dijangkiti.




5. Penularan
AIDS menular terutama melalui darah, semen ( air mani ) yang telah dijangkiti virus AIDS. AIDS juga dapat menular dari ibu kepada bayi yang di kandungnya.

Cara penularan :
a. Hubungan seksual
b. Transfusi darah
c. Jarum suntik
d. Kegiatan medis
e. Ibu hamil


6. Tanda – Tanda dan Gejala

a. Demam
b. Hilang selera makan
c. Diare
d. Pembengkakan kelenjar
e. Terdapat bercak – bercak di kulit
f. Nerat badan menurun
g. Radang paru – paru
h. Kanker kulit


7. Insiden
AIDS pertama kali dilaporkan di Amerika berikut pada tahun 1981. Sejak itu AIDS telah menjadi masalah kesehatan yang penting di seluruh dunia. Di Malaysia, 300 kasus HIV setiap bulan. Sebanyak 448 kasus AIDS dan 16.349 kasus HIV dilaporkan pada 30 Juni 1996. Mayoritas yang terjangkit di Malaysia ( ± 84% ) berumur antara 20 – 39 tahun, dan ± 4% adalah antara umur 13 – 19 tahun.


8. Komplikasi

Karena individu yang terjangkit AIDS mengalami kelumpuhan fungsi sistem imun, mereka lebih mudah jatuh sakit dibandingkan dengan mereka yang memiliki imun yang sehat.


9. HIV tidak menular dengan cara :

a. Hidup serumah
b. Jabat tangan
c. Pengidap HIV bersin atau batuk
d. Kontak alat makan
e. Handuk yang dipakai bersama
f. Menggunakan toilet bersama
g. Berpelukan dan berciuman pipi
h. Gigitan nyamuk
i. Berenang









BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Sasaran Penelitian

Sasaran dalam penelitian ini adalah jamur Ling Zhi, khususnya pada jamur Ling Zhi yang digunakan untuk obat alternative terapi HIV / AIDS.


2. Lokasi Penelitian

Lokasi ditetapkan di Desa Bulak Wetan Rt 02 / Rw 03, Gunan, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri.


3. Metode pengumpulan Data

a. Metode Pustaka

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pustaka yaitu dengan mengkaji berbagai artikel yang relevan dengan objek penelitian melalui internet.






4. Metode Eksperimen

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan percobaan dalam proses peracikan obat dari Mahkota Dewa untuk obat alternative terapi HIV/AIDS


5. Metode Observasi

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data melalui pengamatan pada jamur Ling Zhi khususnya pada jamur Ling Zhi, peneliti juga melakukan pengambilan gambar – gambar dalam penelitian ini.



















BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Budidaya Jamur Ling Zhi

Dalam pembudidayaan jamur Ling Zhi, berbeda dengan cara pembudidayaan jamur tiram atau jamur kuping. Jamur Ling Zhi memerlukan penanganan yang terampil dan juga ketekunan. Jika diibaratkan bayi, jamur Ling Zhi adalah seorang bayi yang lahirprematur. Sehingga perlu penanganan khusus dan hati – hati supaya lahir dengan mulus. Jika tidak demikian, maka budidaya Ling Zhi tidak dapat berkembang dengan baik.

Ada beberapa petunjuk teknik, supaya budidaya Ling Zhi dapat berkembang :

1. Siapkan lokasi yang sesuai dengan habitat jamur Ling Zhi. Jamur Ling Zhi tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 400 – 6.700 m dari permukaan laut. Curah hujan rata – rata 2.000 – 2.500 mm/tahun
2. Sarana yang perlu disiapkan adalah :

a. Ruang budidaya
b. Alkohol 100%
c. Kertas lakmus
d. Pinset
e. Lampu
f. Wadah pasteurisasi
g. Kantong plastic
h. Rak pemeliharaan yang berukuran 3 m x 1 m


3. Media tanam jamur Ling Zhi adalah serbuk gergaji. Syarat serbuk gergaji yang baik ialah :

a. Tidak mengandung minyak atau getah
b. Tidak terkontaminasi oli
c. Kering

Petani jamur Ling Zhi banyak menggunakan serbuk kayu Albasia. Media ini sangat cocok untuk media tanam jamur Ling Zhi karena mudah lapuk. Sedangkan kayu yang lambat pelapukannya ialah Mahoni, Jati, Karet dan Ras Mala. Serbuk gergaji harus kering.

4. Masukkan bahan tambahan berupa dedak halus, tepung jagung, dedak gandum, kapur ( Ca CO3 ), gips, dan TSP. Tujuan penambahan bahan ialah untuk meningkatkan nutrisi dan media jamur. Dalam pembuatan media tanam ada beberapa petunjuk :

a. Serbuk gergaji 80%, dedak halus 15%, tepung jagung 5%, kapur 4%, dan TSP 1%.
b. Serbuk gergaji 80%, katul 5%, polard 5%, kalsium karbonat 5%, kalsium sulfat 5%.
c. Serbuk gergaji 100 kg, dedak halus 10 kg, gips 1,5 kg, kalsium karbonat 0,5 kg, dan TSP 0,5 kg.
d. Serbuk gergaji 100 kg, kapur 1 kg, gips 0,6 kg, urea 3 kg, dan TSP 0,5 kg. Setalah tercampur, selanjutnya diberi air dan diaduk rata. Untuk 100 kg serbuk gergaji keringnya pada umumnya petani menggunakan 2 ember air.

5. Lakukan pengomposan yang bertujuan untuk mempercepat proses pelapukan serbuk gergaji dengan cara menutup seluruh bagian kompos dengan plastik atau bias juga dengan karung goni. Lama pengomposan berlangsung 3 hari. Suhu bagian tengah media kompos dapat mencapai 70˚C. Selama proses pengomposan berlangsung, tumpukan bahan dibalik 3 – 4 kali.


6. Media tananam dimasukkan ke dalam kantong plastik polipropilen tahan panas, berukuran 12 cm x 15 cm, 15 cm x 30 cm. Selanjutnya media tanam dipadatkan dengan mesin pres. Kantong diisi ¾ bagian. Plastik karet ditutup dengan kapas dan diberi ring dari pipa PVC atau potongan bambu.

Cara Membuat Baglog ( Media Tanam )

Bahan :

 Bibit media tanam
 70 kg serbuk gergaji
 12 kg bekatul
 1 kg kapur
 17 kg air
 Polybag
 Cincin
 Plastik ukuran 17/35 tebal 0,5mm, kapas dan karet penutup

Prosedur :

• Campurkan bahan berupa serbuk gergaji, bekatul, kapur dan air lalu aduk hingga merata
• Masukkan bahan sebanyak 900 gram pada polybag lalu kancing dengan cincin dan tutup dengan plastik dan ikat dengan karet sehingga membentuk seperti lubang tutup botol (baglog)
• Sterilisasi media dengan cara steam baglog dalam autoclave bertekanan 1,5-2,5 bar atau 200˚C selama 2 jam.
• Dinginkan baglog dalam ruangan selama 12 jam
• Masukkan bibit media tanam (F3) dalam lubang baglog lalu ratakan kemudian sumbat dengan kapas dan ikat kembali dengan plastik dan karet.
• Simpan baglog dalam ruangan pemutihan sehingga terjadi penyebaran bibit miselium dari bagian bawahnya sehingga baglog yang awalnya berwarna coklat berubah jadi warna putih. Dalam waktu 3 minggu miselium telah menyebar lebih dari ¾ baglog dan baglog siap dipindahkan ke rak pertumbuhan
• Dalam rak yang terbuat dari bamboo, baglog disimpan secara terlentang dan ditumpuk hingga 10 tumpukan
• Seminggu berikutnya jamur telah ditumbuhi dengan miselium dan jamur siap tumbuh
• Buka ikatan dan kapas pada cincin sehingga batang jamur dapat keluar baglog
• Dalam waktu 1 bulan jamur telah keluar batang dan tudung jamur
• Dua bulan berikutnya, jamur sudah matang dan siap dipanen.

7. Pasteurisasi yang bertujuan untuk membebaskan media tanam dari hama dan penyakit, serta menghilangkan racun pada media tanam. Secara sedarhana, pasteurisasi yang berlangsung pada suhu 80 - 90˚C selama 8 jam, bisa dilakukan menggunakan drum bekas minyak tanah yang telah diberi “sarang” ( kawat kasa tipis ).
8. Penanaman bibit dapat dikerjakan melalui cara menularkan bibit di permukaan media tanam. Bibit dapat ditanam ketika suhu kompos mendingin, antara 27 - 28˚C. Adapun penanaman bibit ke kantong plastik sebanyak 50 gram per kantung.
9. Penanaman bibit sebaiknya mempergunakan bibit jamur yang baik, supaya dapat terjaga kemurnian spesiesnya dan strainnya. Bibit jamur Ling Zhi yang banyak dipergunakan petani ialah strain dari Taiwan, yang lebih dikenal sebagai Ling Zhi Merah.
10. Inkubasi yang merupakan proses pemeraman. Kondisi suhu yang stabil antara 24 - 28˚C. Kelembaban terjaga antara 80% - 90%. Selama inkubasi berlangsung tetap harus aktif memeriksa dan menyeleksi baglog yang dipelihara. Ciri media tanam yang tumbuh apabila 10 hari penanaman bibit terlihat merambut memenuhi media tanam.
11. Pemeliharaan baglog dilakukan dengan cara mengontrol suhu dan kelembaban di sekitar ruangan pertumbuhan dan media tanam. Cara yang dilakukan ialah dengan menyiram secara rutin satu kali sehari. Tetapi jika sering hujan, tidak perlu lagi penyiraman. Namun harus diingat, penyiraman terlalu sering akan berakibat jamur mudah terkena hama, membusuk dan terkena penyakit.
12. Jamur sudah dapat dipanen setelah seluruh permukaan jamur merah total. Pada kondisi ideal Ling Zhi butuh waktu 3 bulan dari penanaman sampai panen. Diameter tudung jamur Ling Zhi diperkirakan 15 cm – 20 cm. Baglog 1,2 kg umumnya rata – rata menghasilkan 100 gram jamur Ling Zhi segar. Ling Zhi segar yang beratnya 100 gram, setelah dikeringkan akan menjadi 30 kg. Harga jual jamur Ling Zhi yang sudah dikeringkan bisa mencapai Rp. 500.000,-/kg, sedangkan Ling Zhi yang masih segar mencapai Rp. 300.000,-/kg.

B. Kandungan Dalam Jamur Ling Zhi

Ganoderma Lucidum mengandung lebih dari 200 senyawa aktif yang dapat dibagi menjadi 3 kelompok utama, yaitu 30% senyawa larut dalam air, 65% senyawa larut dalam pelanit organik, dan 5% senyawa volatil. Polisakarida dan Germanium Organik merupakan senyawa larut dalam air. Adenosin dan Terpenoid adalah senyawa yang larut dalam pelanit organik, sedangkan Asam Ganoderat termasuk senyawa volatil. Berikut ini manfaat zat aktif yang terkandung dalam jamur Ling Zhi :
1. Polisakarida

 Memperkuat kemampuan tubuh dalam proses penyembuhan secara alami
 Membantu mengaktifkan sistem kekebalan tubuh
 Mencegah pertumbuhan sel yang tidak normal
 Membantu mengurangi kadar gula dalam darah dan memelihara fungsi pankreas
 Mencegah kerusakan organ – organ dalam tubuh
 Membersihkan penumpukan racun dalam tubuh
 Menguatkan membran sel
 Meningkatkan jumlah oksigen yang dibawa oleh sel darah merah

2. Adenosin

• Menurunkan kadar kolesterol dan lemak dalam darah
• Menurunkan kadar pengumpulan darah dan mencegah trombogenesis
• Memperbaiki fungsi kelenjar adrenalin untuk menjaga keseimbangan endoktrin
• Menyeimbangkan metabolisme untuk keramajaan dan lebih bertanaga

3. Triterpinoid

 Memperbaiki dan menngkatkan kerja sistem pencernaan
 Mencegah alergi yang disebabkan oleh entigen
 Mengurangi kolesterol dan menstabilkan lemak di dalam tubuh
 Mengaktifkan inti sel dalam darah


4. Sari Ganoderik

 Membantu memulihkan masalah penyakit kulit
 Meremajakan, mempercantik, dan menghaluskan kulit
 Menghentikan pendarahan
 Mengobati penyakit kulit, infeksi, dan luka
 Menurunkan kadar gula dalam darah

Kandungan Nutrisi Ling Zhi

Nutrisi Jumlah (%)
Karbohidrat 43,1
Protein 26,4
Lemak 4,5
Abu 19,0
Air 6,9


Komponen Jumlah ( mg/100 g bahan )
Posfor 4.150
Kalium 3.590
Magnesium 1.030
Kalsium 832
Natrium 735
Zat Besi 82,6
Niacin 61,90
Vitamin B2 17,10
Vitamin B1 3,49
Vitamin B6 0,71

C. Pemanfaatan Jamur Ling Zhi

Untuk mendapatkan manfaat optimal dari khasiat Ling Zhi, paling bagus dengan cara direbus. Ling Zhi kering dalam bentuk irisan tipis atau serbuk sebanyak 5 – 10 gram dimasukkan ke dalam 3 gelas air mendidih. Kemudian panci ditutup, api dikecilkan sehingga airnya tidak mendidih lagi ( tapi masih cukup panas ) dan dibiarkan selama dua jam.

Setelah didinginkan kemudian diminum pada saat perut kosong, bersamaan dengan vitamin C. Rasanya agak pahit, untuk mengurangi rasa pahitnya gunakan madu atau jus buah, bukan menggunakan gula pasir.

Cara lain yang lebih praktis adalah membuatnya menjadi kapsul :

1. Iris tipis jamur Ling Zhi
2. Keringkan jamur Ling Zhi 4 hari dengan sinar matahari, sedangkan dengan oven kurang dari 60˚C selama 12 jam
3. Giling jamur yang telah kering dengan mesin giling
4. Masukkan ekstrak Ling Zhi ke dalam kapsul












BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan

1. Dalam budidaya jamur Ling Zhi perlu penanganan khusus
2. Jamur Ling Zhi memiliki beberapa kandungan kimia diantaranya : Polisakarida, Adenosin, Triterpinoid, Sari Ganoderik
3. CCCara pembuatan ramuan Ling Zhi dapat direbus dan dibuat serbuk lalu dimasukkan ke dalam kapsul.

B. Saran

Dari uraian dan kesimpulan di atas, maka penulis memberi saran sebagai berikut :

1. Bagi masyarakat agar memanfaatkan jamur Ling Zhi sebagai sebagai pengobatan alternatif terapi HIV
2. Bagi pembaca supaya menjadikan karya tulis ini sebagai pengetahuan penyakit HIV dan cara penularannya


DAFTAR PUSTAKA

• http://www.sioloon.com/t9674-penyakit-hiv-aids
• http://www.xamthoneindonesia.com/2011/09/penyakit-hiv.html
• http://www.sumberskripsi.com/tags/ciri-ciri-jamur-lingzhi.html/page/3
• http://arrowsmart27.blogspot.com/2011/11/si-cantik-jamur-ling-zhi.html
• http://aneka-jamur-madiun.blogspot.com/2011/03/kandungan-dan-manfaat-jamur-lingzhi.html
• http://id.wikipedia.org/wiki/Lingzhi
• http://indoroyal.com/info-herbal/info-herbal-jamur-lingzhi-ganoderma.html
• http://mitra-bisnis.tripod.com/clingzhi.html
• http://peluangusahauntukanda.blogspot.com/2009/01/budidaya-jamur-ling-zhi.html

CATATAN :