ALL LOGO

ALL LOGO

Rabu, 04 Januari 2012

PMR

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Selesai jam efektif sekolah pada umumnya siswa SMA banyak memiliki waktu luang. Dan biasanya mereka mengunakan waktu luang tersebut untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Karena itu, Ekstrakurikuler adalah alternatif Sekolah untuk membantu siswa dalam memanfaatkan waktu luang.ekstrakurikuler sudah ada sejak tahun 1980. kegiatan ini kegiatan ini bertujuan membentuk pribadi siswa, mengasah kemampuan siswa, dan juga menambah prestasi sebuah lembaga pendidikan di bidang non akademik. Ada banyak jenis ekstrakurikuler yang terdapat dalam lembaga pendidikan. Diantaranya ekstrakurikuler dalam bidang kerohanian, organisasi, olahraga, kemanusiaan, sampai bidang pengetahuan alam.
SMA N I Slogohimo merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas yang memiliki prestasi tidak hanya pada bidang akademik tetapi juga diluar akademik atau bidang ekstrakurikuler di lingkup Wonogiri. Salah satunya dalam bidang kemanusiaan, yaitu pada ekstra PMR (Palang Merah Remaja). SMA N I Slogohimo bekerjasama dengan PMI cabang Wonogiri untuk selalu mengembangkan bakat dan jiwa kepedulian siswa terhadap orang di sekitar dan lingkungannya. Dari hasil kerjasama tersebut, SMA N I Slogohimo sering mengikuti dan mengadakan acara-acara yang berkaitan dengan Tri Bakti PMR, yaitu berbakti pada masyarakat, Meningkatkan keterampilan hidup sehat, dan mempererat hubungn persahabatan Nasional dan Internasional antara lain dengan cara mengikuti Jumbara (jumpa, bakti, gembira) yang diadakan oleh PMI cabang wonogiri setiap 2 tahun sekali dan donor darah rutin di SMA Negeri I Slogohimo setiap 3 bulan sekali. Namun demikian pada setiap tahunnya anggota PMR SMA Negeri I Slogohimo semakin kekurangan personilnya. Banyak anggota yang mengundurkan diri dan keluar organisasi tanpa keterangan.
Berdasarkan alas an diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “MOTIVASI SISWA SMA NEGERI I SLOGOHIMO DALAM MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PMR (PALANG MERAH REMAJA)”.

B. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dalam pembahasannya maka penulis membatasi masalah pada kegiatan ekstra PMR (Palang Merah Remaja) di SMA Negeri I Slogohimotahun 2011.

C. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas oleh penulis mengenai kegiatan ekstra PMR di SMA Negeri I Slogohimo adalah sebagai berikut :

1. Apakah motivasi dan tujuan siswa SMA Negeri I Slogohimo dalam mengikuti ekstra PMR ?
2. Apakah kendala yang dihadapi dalam merekrut anggota PMR dan membuat anggota tetap aktif dalam organisasi PMR di SMA Negeri I Slogohimo ?
3. Bagaimanakah cara memotifator anggota organisasi PMR untuk tetap aktif berorganisasi di SMA Negeri I Slogohimo ?







D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam pembuatan karya tulis ini antara lain :

1. Tujuan Umum Penelitian :

a. Sebagian persyaratan mengikuti Ujian Nasional di SMA Negeri I Slogohimo.
b. Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi penelitian serupa.


2. Tujuan Khusus Penelitian :

a. Untuk mengetahui motivasi dan tujuan siswa SMA Negeri I Slogohimo dalam mengikuti ekstra PMR.
b. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam merekrut anggota PMR dan membuat anggota tetap aktif dalam organisasi PMR di SMA Negeri I Slogohimo
c. Untuk mengetahui cara memotivator anggota organisasi PMR untuk tetap aktif berorganisasi di SMA Negeri I Slogohimo.


E. Mnfaat Penelitian

a. Dengan diketahui motivasi dan tujuan siswa SMA Negeri I Slogohimo dalam mengikuti ekstra PMR maka lebih meningkatkan kegiatannya.
b. Dengan diketahuinya kendala yanf dihadapi dala merekrut anggota PMR dan membuat anggota tetap aktif dalam organisasi PMR di SMA Negeri I Slogohimo maka bias memajuka kualitas PMR di SMA Negeri I Slogohimo.
c. Dengan diketahuinya cara memotivator anggota organisasi PMR untuk tetap aktif berorganisasi di SMA Negeri I Slogohimo maka bias memotivasi mereka dalam berorganisasi di PMR SMA Negeri I Slogohimo.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian PMR (Palang Merah Remaja)

a. Sejarah Palang Merah

Pada tanggal 24 Juni 1859 terjadi pertempuran antar prajurit Perancis dan Austria yang melibatkan 320.000 prajurit dan mengakibatkan sekitar 36.000 orang tewas. Pertempuran ini terjadi di kawasan Solferino, yaitu di dataran rendah Utara Italia.
Pada saat itu kemampuan angkatan bersenjata untuk merawat serdadu yang terluka belum seberapa. Hingga suatu hari Hendry Dunnant, seorang pengusaha berkebangsaan Swiss terketuk hatinya saat melihat banyak korban perang yang tidak mendapat perawatan. Lalu dia mengumpulkan perempuan dari desa setempat dan membagi mereka dalam sejumlah tim untuk membawa makanan dan air untuk para tentara yang terluka, memandikan prajurit yang tubuhnya berdarah, membalut luka dengan kain linen, dan menuliskan surat-surat terakhir bagi para keluarga para prajurit yang sudah sekarat.
Setelah perang selesai, Dunant kembali ke Swiss. Dunant alu menulis sebuah buku yang berjudul “A Memory Of Solferino” (Kenangan Dari Solferino). Buku yang berisi tentang kejamnya perang dan pengalaman merawat korban perang yang terluka itu lalu dikirimkan kepada teman-temannya.
Pada tanggal 17 Februari 1863, Henry Dunant bersama empat temannya yaitu Gustave Moynier, Generul G.H. Dufour, Dr. Louis Appia, dan Dr. TH. Maunoir membentuk “Komite Internasional untuk Pertolongan Bagi Tentara yang Terluka”, yang kemudian berganti nama menjadi “Komite Internasional Palang Merah” atau ICRC (International Committe of the Red Cross).


b. Lambang Palang Merah

1. Lambang Palang Merah

Pada tahun1864, Konvensi Jenewa, yaitu sebuah Konvensi Internasional yang pertama. Dalam konvensi ini resmi mengakui Palang Merah diatas dasar putih sebagai tanda pengenal pelayanan medis angkatan bersenjata. Pada Konvensi Jenewa tahun 1906, waktu peninjauan kembali terhadap konvensi Jenewa tahun 1864, barulah ditetapkan lambang Palang Merah tersebut sebagai penghormatan terhadap Negara Swiss.




2. Lambang Bulan Sabit Merah

Pada tahun 1876 saat Balkan dilanda perang, sejumlah pekerja kemanusiaan yang tertangkap oleh kerajaan Ottoman (Turki) dibunuh semata-mata karena mereka memakai ban lengan dengan gambar Palang Merah. Setelah diminta penjelasan, meraka menekankan kepekaan tentara muslim terhadap bentuk palang atau salib. Lalu lambang Bulan Sabit Merah mulai diterima dan memperoleh semacam pengesahan dalam bentuk reservasi dan secara resmi diadopsi dalam konvensi tahun 1929.


3. Lambang Singa dan Matahari Merah

Gambar singa dan Matahari merah diatas dasar putih yang dipilih oleh Persia (Iran). Lambang ini secara resmi diadopsi dalam konvensi tahun 1929 bersamaan dengan Bulan Sabit Merah. Tahun 1980, Republik Iran memutuskan untuk tidak lagi menggunakan Lambang tersebut dan memilih memakai lambang Bulan Sabit Merah.









4. Lambang Kristal Merah

Tahun 2006 lambang Kristal Merah diatas putih juga diadopsi menjadi lambang alternative apabila di suatu Negara terjadi konflik bersenjata atau perang, maka Negara yang badan kepalang merahannya menggunakan lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah dapat sementara menggunakan lambang Kristal Merah di atas dasar putih secara bersama-sama.



c. Palang Merah Indonesia

1. Sejarah PMI (Palang Merah Indonesia)

Palang Merah Indonesia lahir pada 17 September 1945, satu bulan setelah Indonesia merdeka.
Sebelum Indonesia memiliki Badan Palang Merah, kegiatan-kegiatan kepalangmerahan masih dilakukan oleh NERKAI (Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie), yaitu Palang Merah Belanda Cabang Hindie. NERKAI telah berdiri sejak tanggal 21 Oktober 1873. Pada tahun 1932, Dr. RCI Senduk dan Dr. Bohder DJOHAN telah mengusulkan kepada Pemerintah Belanda agar Indonesia memiliki Badan Palang Merah sendiri. Mereka adalah dokter yang saat itu banyak mengabdikan dirinya untuk kegiatan kemanusiaan. Namun usulan mereka ditolak oleh pemerintah Belanda karena dianggap bahwa rakyat Indonesia belum mampu mengatur Badan Palang Merah sendiri.
Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 3 September 1945 Presiden Soekarno memerintahkan kepada Mentri Kesehatan, Dr. Buntaran Martoatmodjo untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional. Atas permintaan Ir. Soekarno, maka terbentuklah Panitia Lima yang bertugas menyusun rencana pembentukan Palang Merah Nasional yaitu Palang Merah Indonesia. Panitia ini terbentuk pada tanggal 5 September 1945 dengan KetuaUumum Drs. Mochammad Hatta, dan anggotanya adalah Dr. R. Mochtar, Dr. Bohder Johan, Dr. Djoehana, Dr. Marauki, dan Dr. Sitanala.
Pada awal terbentuk, Palang Merah Indonesia hanya memiliki 40 cabang di seluruh Indonesia. Dan relawannya pun baru terhitung puluhan orang, yang menjadi relawan pertama Palang Merah Indonesia adalah para pelajar sekolah menengah yang sekarang ini Palang Merah Remaja. Tapi saat ini Palang Merah Indonesia sudah lebih dari 2000 cabang di seluruh Provinsi Indonesia. Relawannyapun sudah lebih dari ratusan ribu orang, belum termasuk anggota Palang Merah Remaja yang terdapat di berbagai Sekolah di Indonesia.

d. Pengertian Palang Merah Remaja

Palang Merah Remaja merupakan Organisasi pemuda binaan Palang Merah Indonesia yang tersebar di Sekolah dan bertujuan memberikan pengetahuan dasar kepada siswa mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan umum dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
Anggota Palang Merah Remaja merupakan kekuatan Palang Merah Indonesia dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan di bidang kesehatan, siaga bencana, mempromosikan Prinsip-prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan mengambangkan kapasitas organisasi Palang Merah Indonesia.

1. Tingkatan PMR ( Palang Merah Remaja)

Di Indonesia terdapat tiga (tiga) tingkatan Palang Merah Remaja. Tingkatan ini dibedakan berdasarkan jenjang pendidikan dan usia anggota Palang Merah Remaja. Adapun 3 (Tiga) tingkatan tersebut adalah :

1) PMR Mula

PMR Mula adalah Palang Merah Remaja untuk tingkatan Setara Pelajar Sekolah Dasar (SD) yang usianya 10-12 tahun. Memiliki warna identitas hijau.

2) PMR Madya

PMR Madya adalah Palang Merah Remaja untuk Tingkatan Setara Pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang usianya 12-15 tahun. Memiliki warna identitas biru.

3) PMR Wira

PMR Wira adalah Palang Merah Remaja untuk Tingkatan Setara Pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang usianya 15-17 tahun. Memiliki warna identitas orange.

2. Kegiatan PMR (Palang Merah Remaja)

Kegiatan Palang Merah Remaja didasarkan pada Tri Bakti PMR dan tujuh prinsip PMR. Kegiatan-kegiatan tersebut sangat membantu para anggota untuk lebih mengenal dan mempelajari Palang Merah Remaja lebih dalam.
Kegiatan Palang Merah Remaja yang berdasarkan pada Tri Bakti PMR antara lain adalah : kepemimpinan, Gerakan Kepalangmerahan, Pertolongan Pertama, Perawatan Keluarga, Siaga Bencana, Kesehatan Remaja, DORAS (Donor Darah Siswa).
Jumbara juga kegiatan Palang Merah Remaja yang sering dilaksanakan. Kegiatan ini biasanya diselanggarakan oleh PMI Pusat. Kegiatan Jumbara dilaksanakan 2 tahun sekali. Dan diikuti oleh semua anggota PMR Madya dan PMR Wira yang terdapat di lingkup PMI cabang. Biasannya jumbara dilakukan dalam tingkat Kabupaten, tingkat Daerah, dan tingkat Nasional, yaitu dilaksanakan sesuai dengan kemampuan PMI Daerah yang bersangkutan.
Tujuan diadakan kegiatan-kegiatan tersebut adalah untuk mempererat tali persaudaraan antar anggota PMR, menguji ketangkasan dan kemampuan anggota terhadap materi kepalangmerahan, menumbuhkan rasa bertanggungjawab dalam setiap diri PMR, dan mendidik anggota PMR sebagai generasi penerus PMI.

3. Prinsip Gerakan Palang Merah Rmaja

Pada tahun 1921, Komita Internasional Palang Merah atau ICRC mencoba menyusun prinsip dasar yang dirasa perlu sebagai dasar dalam setiap tindakan gerakan. Walaupun prinsip-prinsip ini tidak sempat dibawa dalam Forum Internasional, namun telah menjiwai prinsip dasar yang sekarang ini. Teks inilah yang menjadi prinsip-prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional yang diproklamasikan dalam Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional di Wina-Australia tahun 1965. Tujuh prinsip ini adalah :



1. Kemanusiaan

Palang Merah Remaja diharapkan dapat memberikan pertolongan tanpa membedakan korban yang terluka dalam menumbuhkan saling pengertian, memastikan penghormatan terhadap individu, melindungi kehidupan dan kesehatan, mempromosikan perdamaian abadi diantara semua Bangsa.

2. Kesamaan

Palang Merah Remaja harus memberikan pertolongan kepada orang yang paling membutuhkan ; tidak melakukan deskriminasi berkenaan dengan kebangsaan dengan kebangsaan, ras, kepercayaan-agama, golongan atau pandangan politik, dan memberikan prioritas kepada mereka yang paling membutuhkan.

3. Kenetralan

Palang Merah Remaja diharapkan mendapat kepercayaan dari semua pihak, anggota Palang Merah tidak boleh melibatkan diri dalam pertentangan, dapat mempertahankan kepercayaan, dan memiliki sifattidak berpihak.

4. Kemandirian

Disamping membantu pemerintah menolong sesama manusia, tetapi Palang Merah tidak boleh melanggar peraturan Negaranya. Harus senantiasa mempertahankan otonomi sehingga dalam keadaan apapun dapat bertindak sesuai prinsip-prinsip gerakan, dan menolak segala jenis campur tangan yang bersifat politis dan ideolgi.
5. Kesukarelaan

Dalam menolong sesama, Palang Merah harus memiliki komitmen pribadi dan memiliki kesetiaan terhadap tujuan kemanusiaan. Dalam memberi bantuan Palang Merah tidak boleh mengharapkan keuntungan dalam bentuk apapun, dan dapat menerima misi walaupun berbahaya dan rela melakukannya.

6. Kesatuan

Prinsip kesatuan secara khusus berhubungan dengan struktur institusi dari Perhimpunan Nasional. Agar diakui oleh ICRC, maka suatu Negara hanya boleh memiliki satu Perhimpunan Nasional untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Perhimpunan tersebut harus mampu melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh Wilayah Negaranya.

7. Kesemestaan

Palang Merah mempunyai hak dan tanggungjawab yang sama dalam menolong sesama manusia. Palang Merah memiliki satu suara, kesamaan status dan hak dalam Gerakan, memiliki tanggungjawab dan kewajiban yang sama, dan kesemestaan penderitaan memerlukan respon yang semesta pula.







B. Pengertian Motivasi dan Minat

a. Motivasi Mengikuti Ekstrakurikuler PMR

Menurut Walgito (2002), motif berasal dari bahasa latin movera yang berarti bergerak atau tomove yang berarti kekuatan dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat (driving force). Menurut Terry, motivasi adalah keinginan didalam diri individu yang mendorong individu untuk bertindak. Latihan atau kegiatan lainnya yang menimbulkan suatu perubahan secara kognitif, efektif dan psikomotorik pada individu yang bersangkutan (dalam moekjizat, 1984)
Menurut Chung dan Meggison, motivasi merupakan perilaku yang ditujukan kepada sasaran, motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan. Sementara itu, motivasi didefinisikan oleh MC. Donald (dalam Hamalik, 1992) sebagai suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai tujuan
Berdasarkan pengertian diatas, motivasi berarti gerakan yang membentuk sebuah kekuatan. Jika dihubungkan dengan motivasi mengikuti ekstrakurikular Palang Merah Remaja, motivasi adalah dorongan dari dalam hati individu yang diwujudkan dengan tindakan dan usaha untuk mencapai tujuan Palang Merah Remaja, yaitu menuju perubahan sesuai tri bakti kepalangmerahan.

b. Minat Menjadi Anggota Palang Merah


Menurut Harol (1971), Minat diartikan sebagai kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat cirri-ciri dan arti sentral dari situasi yang dihubungkan dengan keinginan –keinginan atau kebutuhan sendiri (Harol, dalam Suswanto ddk, 1991). Sedangkan didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996), minat dijabarkan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa minat berhubungan dengan keinginan dan kebutuhan seseorang. Jika dikaitkan dengan munat menjadi anggota Palang Merah adalah karena adanya keinginan untuk membantu dan menolong orang lain dengan cara menjalankan Tri Bakti Palang Merah dan Tujuh Prinsip Palang Merah. Menolong disini mengandung arti memberikan dengan tulus dan ikhlas demi kesehatan orang lain.