ALL LOGO

ALL LOGO

Minggu, 22 Juli 2012

PROSES PEMBUATAN DAN PEMASARAN TAHU “RAOS ECO” DESA KARANG Tahun 2011


PROSES PEMBUATAN DAN PEMASARAN
TAHU “RAOS ECO” DESA KARANG
Tahun 2011




KARYA TULIS
Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan
Melengkapi Sebagian Syart Ujian Nasional
Di SMA Negeri 1 Slogohimo

Disusun Oleh :
Nama               : NINING SULISTYOWATI
No. Induk       : 1766
Kelas               : XII
Program           : IPS

PEMERINTAH KABUPATEN WONOGIRI
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 SLOGOHIMO
2011

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Dalam sehari-hari kegiatan Pak Wiyono adalah membuat tahu. Dengan membuat tahu Pak Wiyono dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Disamping itu usaha tahu banyak menyerap tenaga kerja dan membuat lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Dengan kemampuan dan alat seadanya Pak Wiyono mencoba membuat usaha membuat tahu hingga makin hari makin berkembang. Tambahan pula usaha itu dilakukan selain memiliki kemampuan juga karena melihat peluang yang ada sehingga Pak Wiyono berprinsip selama masih ada orang yang makan tahu maka usaha Pak Wiyono tidak ada kendala.
Tahu bukanlah makanan yang asing lagi bagi kalangan masyarakat. Disamping itu, yahu juga merupakan makanan yang bergizi, makanan yang mengandung protein karena bahan utamanya terbuat dari kedelai yang berkualitas baik dan menghasilkan tahu yang kenyal, enak dan tidak hancur jika digoreng ataupun dicincang.
Tahu bukanlah makanan yang mahal, melainkan makanan yang murah, meriah dan merakyat. Di kalangan masyarakat, tahu merupakan makanan yang mudah dan cepat dalam pencariannya, serta cara pembuatannya pun tidak membutuhkan waktu yang lama. Sehingga sampai saat ini, banyak masyarakat yang tertarik berusaha dalam produksi tahu.
Tahu selain digunakan sebagai lauk pauk juga termasuk makanan cemilan, misalnya untuk hidangan saat mengadakan rapat, arisan, maupun kumpulan bersama keluarga. Dan lebih afdol untuk makan sampingan saat makan bakso.
Oleh karena itu penulis merasa tertarik mengangkat tema tersebut dengan judul “Proses Pembuatan dan Pemasaran Tahu Raos Eco Kelurahan Karang Kecamatan Slogohimo.

B.     Pembatasan Masalah
Penulisan ini agar lebih terarah dalam pembahasannya maka penulis mencoba membatasi proses dan pemasaran tahu “RAOS ECO” Kalurahan Karang Kecamatan Slogohimo.

C.    Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dipapaskan pada latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.      Bagaimana proses pembuatan tahu ?
2.      Bagiama proses pemasaran tahu ?
3.      Bagaimana kendala usaha tahu “RAOS ECO” ?




D.    Penelitian
1.      Tujuan Umum
a.       Sebagai persyaratan mengikuti Ujian Nasional SMA Negeri 1 Slogohimo.
b.      Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi penelitian serupa.
2.      Tujuan Khusus
a.       Untuk mengetahui proses pembuatan tahu “RAOS ECO”
b.      Untuk mengetahui pemasaran tahu “RAOS ECO”
c.       Untuk mengetahui kendala usaha tahu “RAOS ECO”

E.     Manfaat Penelitian
1.      Dengan diketahuinya proses pembuatan tahu “RAOES ECO” dapat dijadikan gambaran untuk membuka usaha pembuatan tahu.
2.      Dengan diketahuinya pemasaran tahu, dapat dijadikan gambaran untuk memasarkan tahu, dapat dijadikan gambaran untuk memasarkan tahu “RAOS ECO” ke pasar yang lebih luas.
3.      Dengan diketahuinya kendala usaha tahu, dapat dijadikan gambaran untuk mengatasi kendala-kendala sebelum membuka usaha.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Pengertian Industri
Menurut Sukirno industri adalah perusahaan yang menjalankan kegiatan ekonomi tergolong dalam sector sekunder. Kegiatan ini antara lain adalah pabrik tekstil, pabrik perakitan dan pabrik pembuatan rokok.(Sukirno, 1997)
Sedangkan industri menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 5 tahun 1984 tentang perindustrian yang mana dimaksud industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan barang barang yang bernilai tinggi untuk penggunaannya termasuk dalam kegiatan merancang dan mengolah suatu bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, sehingga dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi manusia.
Jadi dapat disimpulkan, industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi, menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan.

B.     Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri harga barang dan jasa. Faktor penting dalam penciptaan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi.
Menurut Kolter pemasaran adalah proses social dan menejerial yang di dalamnya individu dan kelompok, mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain. (Kolter 1997)
Jadi dapat disimpulkan pemasaran adalah proses penyaluran barang atau jasa dari produsen ke konsumen.

C.    Pengertian Kendala Usaha
Kendala menurut James Stoner adalah situasi atau kondisi yang akan datang dan tidak diinginkan yang menghambat suatu organisasi untuk mencapai satu atau lebih tujuan. (James, Stoner 1996)
Sedangkan menurut Prajudi kendala adalah suatu yang menyimpang dari apa yang diharapkan, direncanakan, ditentukan untuk dicapai sehingga merupakan rintangan menuju tercapainya tujuan. (Prajudi, 1997)
Usaha adalah suatu bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan  tujuan memperoleh keuntungan. Baik yang diselenggarakan oleh perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau terbentuk badan hukum yang didirikan dan berkedudukan di suatu daerah dalam satu Negara.
Jadi kendala usaha adalah situasi atau kondisi yang tidak diinginkan untuk mencapai tujuan dalam suatu usaha.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

1.      Sasaran Penelitian
Sasaran dalam penelitian ini adalah proses pembuatan dan pemasaran tahu “RAOS ECO”
2.      Lokasi Penelitian
Lokasi ditetapkan di Industri tahu Kalurahan Karang, Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri.
3.      Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan suatu gejala atau peristiwa yang terjadi pada situasi sekarang.
4.      Metode Pengumpulan Data
a.       Wawancara
Yaitu cara mendapatkan informasi dengan bertanya langsung pada responden.
Menurut Esterbeg, wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikontribusikan mekna dalam suatu topik tertentu.
b.      Observasi
Yaitu aktivitas peneliti melalui proses pengamatan dengan menggunakan pancaindra. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia, keadaan, kondisi atau situasi dari objek yang diteliti dan mencatat setiap keadaan yang diamatinya. Dengan observasi peneliti melihat sendiri mengenai segala sesuatu atau segala kejadian yang ada di masyarakat.



BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.    Proses Pembuatan Tahu
Tahu merupakan makanan tradisional yang banyak digemari masyarakat. Tahu pembuatannya sangat sederhana. Berikut proses pembuatan tahu :
1.      Alat dan Bahan Pembuatan Tahu
a.       Alat pembuatan Tahu
·         Alat peredam
·         - ember (10) : Untuk merendam kedelai dengan air 1 ember penuh
- penyaringan : Untuk menyaring kedelai dari kotoran setelah direndam dan dibersihkan sekalian.
·         Alat Penggilingan
-          Disel dan Mesin penggilingan : Untuk  menggiling kedelai
-          Ember (10) : Untuk wadah adonan
·         Alat Rebusan
-          Dapur yang dirancang dengan menggunakan cerobong asap dan tempat pemisahan antara kayu baker dan abu sisa pembakaran.
-          Wajan Besar : Untuk merebus
-          Air yang terdapat dari sumber dekat rumah


·         Alat Penyaringan
-          Kain Halus : Untuk menyaring
-          Tempat untuk wadah sari kedelai
·         Alat Percetakan
-          Percetakan dari besi yang berbentuk kotak : Untuk mencetak
-          Kain Halus : Untuk alas cetakan
-          Alat pengepres berupa batu besar : Untuk memadatkan tahu
·         Alat Penggorengan
-          Dapur penggorengan dan wajan besar : Untuk menggoreng tahu
-          Sodet dan Serokan : Untuk mengambil tahu dari wajan penggorengan
-          Ember : Untuk merendam tahu setelah digoreng agar tidak bau
-          Kayu Bakar
b.      Bahan Pembuatan Tahu
§         Kedelai murni
§         Air cuka
§         Air bersih
§         Minyak goring
§         Solar dan bensin
2.      Cara pembuatan tahu
Langkah-langkah dalam pembuatan tahu adalah sebagai berikut :
a)      Kedelai direndam selama 4 atau 5 jam
b)      Setelah direndam, kedelai dicuci sampai bersih
c)      Setelah itu kedelai digiling sampau halus dan menjadi seperti adonan
d)     Dalam wajan pengrebusan ketika air sudah mendidih kembali.
e)      Setelah adonan kedelai mendidih maka harus disaring dengan kain halus yang sebelumnya sudah disiapkan supaya sari kedelainya dan ampas dapat terpisah.
f)       Air setelah di ambil ampasnya, maka sari kedelai siap diberi cuka, kira-kira untuk ukuran 5-6 kg air cuka ¼ gelas dicampur air 10 liter.
g)      Setelah diberi air cuka lalu diaduk sampai terjadi gumpalan-gumpalan menyerupai tahu. Setelah 10 menit gumpalan-gumpalan tersebut akan mengendap, maka sebelum dicetak air diatas gumpalan tersebut harus diambil terlebih dahulu.
h)      Lalu cetakan tahu disiapkan yaitu berupa besi berbentuk kotak berlapis kain halus yang tipis. Gumpalan tersebut dituang dalam cetakan kemudian diperas dengan batu 15-20 menit dan sampai gumpalan tahu tersebut jadi padat menjadi tahu. Kemudian dibuka dan diambil dari cetakan kemudian dipotong sesuai ukuran yang diinginkan. Lalu potongan tahu ditata dengan rapi dalam ember yang diberi air dingin supaya tidak hancur selama 15 menit.
i)        Setekah tahu direndam dalam air maka lengkah selanjutnya mempersiapkan tempat untuk menggoreng tahu, untuk mendapatkan hasil gorengan tahu yang masak dan warna tahu bisa bagus maka minyak harus dalam keadaan panas atau mendidih. Setelah tahu kelihatan matang, lalu ditiriskan agar minyak dalam tahu cepat mongering, setelah mongering maka tahu dimasukkan lagi dalam ember yang berisi air dingin agar tahu tidak rusak.

B.     Pemasaran Tahu
1.      Cara pemasaran tahu
a)      Tetangga
Banyak tetangga sekitar yang membeli langsug ke rumah Pak Wiyono.
b)      Keliling
Penjualan tahu dengan keliling ke desa lain dengan menggunakan sepeda motor. Penjualan dengancara keliling tersebut dilakukan setiap pagi hari dan sore hari. Sekali keliling menempuh perjalanan selama 2 jam.
c)      Pemasaran
Pemasaran bagi orang-orang yang memiliki keperluan, misalnya hajatan, arisan, syukuran dilakukan 2 hari sebelumnya.
d)     Pelanggan
Pelanggan Pak Wiyono yang membeli tahu tiap harinya dalam jumlah tertentu untuk dijual kembali. Dan mereka mengambil keuntungan Rp. 100,- tiap bijinya, misal penjual sayur.


2.      Permodalan dan Penghitungan Lab Rugi
a.       Permodalan
Jenis-jenis modal menurut buku ekonomi adalah sebagai berikut :
-          Modal sendiri, yaitu modal yang diperoleh dari uang pribadi atau dari tabungan.
-          Modal sendiri, yaitu modal yang diperoleh dari pinjaman orang lain atau bank.
-          Modal penyertaan, yaitu modal yang diperoleh dari pemerintah maupun masyarakat dilaksanakan dalam rangka memperkuat kegiatan usaha, terutama yang berbentuk investasi.
Dari jenis-jenis modal diatas dapat disimpulkan bahwa usaha tahu Pak Wiyono menggunakan modal sendiri atau dikatakan usaha Pak Wiyono adalah usaha mandiri, dengan modal sebesar Rp. 12.000.000
b.      Pengelolaan Modal
-          Sarana

Disini tempat produksi pembuatan milik sendiri bukan milik orang lain dengan menempati lokasi 8m x 8m.
-          Tenaga Skill
Pak Wiyono dapat memiliki ketrampilan dalam pembuatan tahu karena keturunan dan ketekunannya dalam belajar pada orang tuanya, sebelum Pak Wiyono menjalankan usaha tersebut bapak Pak Wiyono lah yang pertama kali menjalankan usaha tersebut selama 15 tahun, dari pembuatan dan pemasarannya dilakukan dengan telaten hingga lambat tahun usaha orang tua Pak Wiyono berkembang pesat.
Tapi pada tahun 2003 pabrik tahu tersebut mengalami kemerosotan, sehingga selama 2 tahun pabrik tersebut ditutup dan tidak beroprasi. Pada tahun 2004 Pak Wiyono dengan modal sendiri, mengoprasikan lagi pabrik tahu tersebut.
-          Tenaga Kerja
Awalnya Pak Wiyono dalam mengoprasikan pabrik tahu tersebut belum memiliki tenaga kerja yang dibayar, hanya dikerjakan sendiri dan dibantu sang ibu dan adiknya.
Setelah usaha tersebut memenuhi prosfek yang bisa  dikatakan lancar. Pak Wiyono mencari tenaga kerja tetap, dalam prosesnya Pak Wiyono melatih dulu karyawannya itu dalam pembuatan tahu sampai bisa. Pak Wiyono membayar karyawannya Rp. 20.000 perharinya.
c.       Penentuan Harga
Pak wiyono menentukan harga penjualan tahu dengan menghitungkan perbijinya. Dengan harga jual perbiji Rp. 500. Tetapi bila pelanggan yang masih dijual kembali, Pak Wiyono mematok harga selisih Rp. 100 rupiah tiap bijinya, hingga pemasaran pihak kedua mendapat untuk Rp 100 tiap bijinya.
d.      Penghitungan Laba Rugi
Pak Wiyono menghitung laba ruginya dari hasil penjualan dikurangi biaya oprasional.
-          Biaya Oprasional, meliputi
1)      Pembelian Bahan
Dalam usaha Pak Wiyono, sekali rebus membutuhkan 5 kg kedelai. Sedangkan harga kedelai Rp. 6.000,00 per kg. dan setiap harinya merebus 7 kali. Sehingga 5 kg x Rp. 6.000,00 = Rp 30.000,00
Kedelai : 1 kg dengan harga Rp. 6.000,00
Jadi, 7 kali masakan x Rp. 30.000,00       = Rp. 210.000,00
Minyak goring : 3kg x Rp 11.000,00        = Rp. 33.000,00
Solar : 1 liter x Rp 4.500                           = Rp 4.500,00
Bensin : 2 liter x RP. 5.000,00                  = Rp. 10.000,00
Kayu baker : 8 ikat x Rp. 2.000,00           = Rp 16.000,00


2)      Tenaga Kerja
5 orang x Rp. 20.000,00                           = Rp. 100.000,00 +
Total                                                          = Rp. 373.500,00
-          Hasil penjualan
Setiap merebus dengan 5kg kedelai menghasilkan 140 biji dan harga perbijinya Rp 500, sehingga 140 x Rp. 500 = 70.000 x 7 kali masakan adalah Rp 490.000
Jadi dalam sehari Pak Wiyono memiliki keuntungan sebesar : Rp. 490.000 – Rp. 373.500 = Rp. 116.500
Dari laba itu , Pak Wiyono gunakan untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari dan sisanya untuk ditabung. Dalam sebulan Pak Wiyono dapat menabung Rp. 1.500.000.

C.    Kendala Usaha Tahu
1.      Tenaga Kerja
Jika ada tetangga yang memiliki keperluan misalnya kegiatan maka tenaga kerjanya berkurang. Sehingga dalam pembuatan tahu mengalami kekurangan dalam tenaganya dan tahu yang dihasilkan pun berkurang.
2.      Sumber Air
Terkadang sumber air tidak jernih karena tercampur dengan air hijan dan terkadang juga mati listrik. Selain itu, setiap seminggu sekali dilakukan pengurasan sumur agar air yang digunakan dalam pembuatan tahu benar-benar bersih.
3.      Kayu Bakar
Pada musim hujan, harga kayu baker mahal. Sehingga penggunaan kayu baker mengurangi pendapatan.
4.      Bahan Mahal
Ketika bahan-bahan pembuatan tahu harganya meningkat, maka pendapatan berkurang dan otomatis daya beli masyarakat menurun. Misalnya, kedelai mahal dan kualitas juga tidak baik pada saat musim penghujan. Selain itu, hasil tahu akan hancur dan terasa tidak enak. Disamping itu, bahan-bahan yang lain pun juga mahal, seperti  minyak goring dan air cuka.



BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai proses pemasaran dan pembuatan tahu Pak Wiyono dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Ternyata usaha tahu Pak Wi sudah berjalan 6 tahun. Sehingga usaha Pak Wiyono sudah cukup berpengalaman dalam meningkatkan usahanya.
2.      Proses pembuatan tahu membutuhkan tenaga khusus dan trampil. Dan didukung oleh bahan dan alat yang memadai.
3.      Secara global, kualitas laba rugi usaha tahu Pak Wiyono setiap harinya mendapat keuntungan bersih sebesar Rp. 116.500.000.
4.      Kendala yang dialami Pak Wiyono sebagai berikut :
a.       Tenaga yang tersedia kurang efektif sehingga tahu yang dihasilkanpun berkurang.
b.      Sumber air terkadang tidak jernih karena tercampur dengan air hujan.
c.       Kayu baker mahal, sehingga berdampak menurunnya daya beli masyarakat dan otomatis mempengaruhi pendapatan.





B.     Saran-Saran
1.      Bagi Produsen
a.       Memperhatikan kualitas bahan baku dan proses pembuatan tahu agar menghasilkan tahu yang baik dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat.
b.      Menjaga kebersihan lingkungan sekitar, misalnya dengan memperhatikan pembuangan limbah.
c.       Dapat memanfaatkan ampas tahu dengan bekerjasama dengan para peternak sapi.
2.      Bagi Konsumen
Konsumen tidak hanya menikmati tapi juga lebih dapat mencarmati tahu Pak Wiyono dan tidak segan-segan memberikan kritik dan saran bagi usaha tahu Pak Wiyono.
3.      Bagi Pembaca
a.       Memberi atau meningkatkan pengetahuan berwirausaha.
b.      Mampu menciptakan lapangan kerja sendiri.
c.       Memahami bagaimana proses pembuatan dan pemasaran tahu.

DAFTAR PUSTAKA